Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/10/2018, 16:47 WIB
Aji YK Putra,
Reni Susanti

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Para nelayan yang beraktivitas di perairan Sungai Musi Palembang, Sumatera Selatan, mulai beralih menggunakan gas elpiji ukuran 3 kilogram sebagai pengganti BBM untuk perahu mereka.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Palembang Afrizal Hasyim mengatakan, penggunaan bahan bakar gas (BBG) akan lebih irit dibanding BBM.

Di mana dalam satu hari, nelayan setidaknya menghabiskan 20 liter BBM jenis pertalite dengan harga kisaran Rp 140.000.

Sedangkan ketika menggunakan gas, mereka hanya mengeluarkan dana Rp 40.000 untuk membeli dua tabung gas elpiji ukuran 3 kilogram.

“Jadi ongkos untuk beraktivitas nelayan bisa lebih ringan dengan mengganti bahan bakar minyak memakai gas, sehingga penghasilan mereka bisa bertambah,” kata Afrizal, Rabu (17/10/2018).

Baca juga: 11 Hari Hilang, Nelayan Asal Pulau Seram Ditemukan Selamat

Afrizal menjelaskan, sebanyak 90 paket mesin konversi BBG telah dibagikan kepada para nelayan terpilih di empat Kecamatan yakni Kalidoni, Seberang Ulu II, Ilir Timur II, dan Kertapati.

Pembagian 90 paket mesin konversi tersebut diberikan secara gratis agar nelayan dapat beralih menggunakan BBG, yang merupakan program dari Kementerian ESDM dan Pertamina.

"Satu paket bantuan  jumlahnya Rp 20 juta diberikan gratis untuk nelayan terpilih," tuturnya.

Paket tersebut terdiri dari 1 unit mesin baru kapal, 1 set konverter kit dan pemasangannya, 2 unit tabung LPG 3 kg beserta isi, 1 set As panjang lengkap dengan baling-baling.

"Ada 90 nelayan yang sudah mendapatkan, memang tidak seluruhnya diberikan hanya yang terpilih saja,” ujarnya.

Pjs Region Manager Communication & CSR Pertamina Sumbagsel Taufikurachman menjelaskan, terdapat beberapa kriteria nelayan yang berhak mendapatkan paket konverter kit.

Antara lain, nelayan kecil yang sesuai UU No 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, Perpres 126/2015, Kepmen 537 K/12/MEM/2016, kemudian perahu yang dimiliki berbahan bakar bensin.

Baca juga: Kronologi Ledakan Bom Ikan yang Menewaskan Seorang Nelayan

Kemudian daya mesin perahu lebih kecil atau sama dengan 13 HP, jenis alat tangkap ramah lingkungan dan tidak membantu illegal fishing, serta belum pernah mendapatkan bantuan sejenis dari pemerintah pusat, daerah, atau badan usaha.

"Pendistribusian paket perdana konverter kit BBM ke LPG ini menjadi salah satu solusi penyediaan energi alternatif yang lebih ramah lingkungan, karena dapat mengurangi emisi gas karbon yang dapat menyebabkan polusi udara dan juga air sungai,” kata Taufikurachman.

Taufikurachman menjelaskan, sebelumnya, para nelayan dibekali tata cara pengoperasian mesin konverter serta penggunaan aman LPG 3 kilogram.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com