Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Mungil Itu Terlepas dari Pelukan Dalam Gulungan Gelombang Tsunami

Kompas.com - 10/10/2018, 12:53 WIB
Rosyid A Azhar ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

Tidak lama kemudian dari laut terdengar suara gemuruh, air laut berwarna hitam datang ke pantai.

Mawar masih ingat gelombang pertama tsunami ini meluber hingga jalan, namun tidak terlalu kuat menghempaskan mereka.

Meja dagangannya langsung porak-poranda bersama lumpur dan sampah pantai, ia sempat menyelamatkan uang Rp60 ribu ke dalam saku bajunya.

Sebelum gelombang tsunami menghantam 3 bersaudara ini, Mawar sempat menyeret dan menggandeng Riski dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya memeluk erat-erat adik bayinya, Nur Adiba.

Namun gelombang pertama ini membuat pegangan tangan Riski terlepas, Mawar tidak sempat meraih lagi, ia terus berlari menuju lorong samping kantor TVRI Sulawesi Tengah.

Belum sampai di mulut lorong, gelombang kedua yang lebih besar dan dahsyat menggulung Mawar dan adik bayinya. Gelombang kedua tsunami ini sangat besar, apa saja yang dilewati langsung porak-poranda.

“Saya sudah tenggelam dalam gulungan air, yang saya ingat adik saya sudah terlepas dari pelukan, banyak motor dan mobil yang menghantam saya dalam gelombang ini, saya tidak bisa apa-apa lagi,” kata Mawar.

Ia menceritakan air laut ini yang mengaduk-aduk banyak orang bersama kendaraan, kayu dan sampah-sampah.  

“Saya sedih karena Nur Adiba terlepas dari pelukan saya, namun kalau pun masih dalam pelukan ia akan terbentur-bentur dengan kendaraan di dalam air,” kata Mawar pilu.

Saat gelombang tsunami surut, Mawar terduduk di puing-puing kayu dan sampah, kendaraan berserakan terbalik saling tindih. Tubuhnya kotor penuh lumpur. Ia selamat!

Menyelamatkan Kim dan Israel

“Tiba-tiba saya dengar ada orang minta tolong sambil menyebut nama Tuhan Yesus, saya diminta untuk menolong anak laki-lakinya memindahkan ke tempat yang lebih bersih dan aman,”  kata Mawar.

Mawar baru tahu anak-laki yang baru ia tolong ini bernama Israel. Mawar sempat memperhatikan saudara perempuan Israel, yang ia tahu bernama Kim. Kim selalu menangis karena kakinya terluka, ada darah yang mengalir di kakinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com