Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Jokowi Diberi Gelar Bangsawan Kesultanan Deli di Istana Maimun

Kompas.com - 07/10/2018, 20:15 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com – Presiden RI Joko Widodo duduk di kursi kehormatan di Balairung Istana Maimun, Medan. Dia mengenakan tengkolok, kain songket yang dijadikan ikat kepala khas Suku Melayu, juga teluk belanga hitam dengan corak keemasan.

Hari ini, Minggu (7/10/2018), dia menerima gelar bangsawan dari Kesultanan Deli, Tuanku Seri Indra Utama Junjungan Negeri. Pemberi gelar adalah pewaris tahta yang masih belia, Sultan Deli Tuanku Sultan Mahmud Arya Lamantjiji Perkasa Alam.

Pin kesultanan dan keris disematkan lalu Surat Ceri dan Cap Kesultanan ditandatangani. Sahlah dia menjadi kerabat baru kesultanan tua itu.

Acara pemungkas adalah memercikkan tepung tawar, bentuk sukacita dan bahagia. Satu per satu tamu menaburi bertih dan mencipratkan air sambil mengucapkan selamat kepada Jokowi.

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi bergelar Datuk Laksamana Nara Diraja dan Wakil Gubernur Musa Rajekshah menyalaminya.

Menyusul Wali Kota Medan Dzulmi Eldin, perwakilan keluarga raja dan sultan seperti Yani S Kuswodijoyo dari Kesultanan Sumenep serta Ratu Kokoda dari Papua Barat.

Pemberian gelar adat tersebut disaksikan ribuan masyarakat yang memenuhi halaman Istana Maimun. Hadir pula Sekretaris Daerah Provinsi Sumut Sabrina, mantan gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi, datuk empat suku Kesultanan Deli, para kerabat kesultanan, pengurus Forum Silaturahim Keraton Nusantara (FSKN), juga raja dan sultan dari luar Kota Medan.

Setelah itu, Sultan Mahmud Arya menjelaskan makna gelar bangsawan untuk Jokowi.

“Selamat datang kerabat baru, Bapak Presiden Jokowi. Makna gelar yang diberikan adalah semoga beliau senantiasa menjadi pemimpin yang baik, mampu mengembuskan tiupan angin segar ke seluruh pelosok Indonesia,” kata Arya, Minggu siang.

"Itu gelar bangsawan tertinggi di Kesultanan Deli. Pertimbangan kami menganugerahkan gelar tersebut setelah menyaksikan betapa kerasnya upaya Bapak Presiden menjalankan program pemerintahan, membangun negara, dan mensejahterakan kehidupan rakyat di tengah gejolak politik dan ekonomi yang melanda dunia saat ini,” ungkapnya.

Pertimbangan lain, lanjut Arya, adalah besarnya perhatian Presiden Jokowi terhadap kelangsungan hidup kesultanan dan kerajaan yang tersebar di seluruh penjuru negeri.

Hal ini dibuktikan dengan pelaksanaan serangkaian pertemuan secara rutin dengan para sultan, raja dan masyarakat adat untuk mengidentifikasi dan mencari solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi.

Jokowi lalu mengucapkan terima kasih. Dia mengatakan, gelar adat tersebut mengandung amanat dan tugas berat kepada dirinya untuk mewujudkan harapan Kesultanan Deli, kerajaan-kerajaan di nusantara, para pemangku adat dan ulama untuk bersama-sama mewujudkan Indonesia yang 'baldatun thoyibatun wa rabbun gofur'.

"Banyak yang berpikir bahwa kemajuan dapat dicapai dengan mengesampingkan budaya dan menyingkirkan adat istiadat. Bagi Indonesia, ini adalah energi dan modal utama meraih kemajuan. Mari melestarikan budaya dan adat istiadat, Indonesia maju dengan tetap mempertahankan nilai-nilai luhur asli bangsa Indonesia,” tutur Jokowi.

Sebelumnya, Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana tiba di Bandara Kualanamu, Kabupaten Deliserdang pada Minggu pagi.

Selain menerima gelar kebangsawanan, agenda kunjungan kerjanya adalah membuka Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke 27 di Medan dan Deliserdang. Acara besar ini berlangsung mulai 3 sampai 12 Oktober mendatang. Diikuti utusan kafilah dari 34 provinsi, MTQ Nasional ini memperlombakan tujuh cabang dan 12 kategori.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com