Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Harimau Sumatera Bunting Mati Tergantung Tali Jerat

Kompas.com - 27/09/2018, 15:37 WIB
Idon Tanjung,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Satwa yang dilindungi pemerintah tersebut ditemukan dalam kondisi tubuh sudah membengkak dan mengeluarkan bau busuk yang dipenuhi lalat.

Petugas mengevakuasi bangkai harimau ke tempat yang datar. Selanjutnya dibawa ke kantor BBKSDA Riau di Pekanbaru setelah menempuh perjalanan dari Kuansing lebih kurang empat jam jalan darat.

Nekropsi

Petugas tiba di Kantor BBKSDA Riau yang membawa bangkai harimau sumatera sekitar pukul 19.00 WIB.

Harimau tampak diletakkan di dalam kerangkeng dan kepalanya ditutup kain putih.

Bau menyengat memenuhi sekitar kantor BBKSDA Riau. Sejumlah wartawan yang meliput harimau tersebut tampak menutup hidung. Sebab bau busuk begitu menyengat. Bahkan ada juga beberapa wartawan yang muntah-muntah.

Sebelum melakukan nekropsi atau bedah, tim medis satwa terlihat memeriksa kondisi mulut, mata, kelamin dan juga perut harimau. Kemudian dilanjutkan dengan mengukur badan, ekor dan kaki.

Kepala BBKSDA Riau Suharyono menyampaikan, nekropsi dilakukan untuk mengetahui penyebab kematiannya.

"Nekropsi dilakukan juga untuk mengetahui apakah harimau sumatera ini sudah kita identifikasi atau belum.

Jadi kita ingin memastikan apakah sudah ada namanya, kemudian dilihat loreng-lorengnya apakah sudah teridentifikasi. Sebab, harimau masing-masing memiliki ciri khas tersendiri," jelas Suharyono.

Dia mengatakan, hasil nekropsi sementara diketahui bahwa harimau sumatera ini mati karena tutur organ ginjal pecah akibat jerat yang melilit di antara perut dan pinggang.

"Tali jerat terbuat dari sling melilit kuat yang membuat pinggang harimau menjadi genting," kata Suharyono, Kamis (27/9/2018).

Sedang hamil

Harimau sumatera ditemukan mati dalam kondisi mengandung. Hal itu diketahui setelah dilakukan nekropsi.

"Setelah dilakukan Nekropsi, tim dokter hewan BBKSDA Riau dan Yayasan Arsari ditemukan sepasang anak. Anak yang jantan beratnya 6,5 ons dan anak betina beratnya 6 ons. Kedua anaknya juga sudah mati," terang Suharyono.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com