Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selamat Jalan Mgr Ludovikus Simanullang, Uskup yang Berani Buat Perubahan dan Tak Segan Ikut Mengelap Meja

Kompas.com - 21/09/2018, 15:40 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

"Beliau konsisten mengajak kita untuk tetap menjalankan perubahan dan pembaharuan itu selama 10 tahun ini. Cuma itulah, cepat sekali beliau pergi, masih gantung ini sebenarnya program," kata Elvina.

Keheranan dan keterkejutan dilontarkannya karena selama 10 tahun bersama Ludovikus, tidak ada yang mengetahui beliau menderita sakit. Paling hanya sakit-sakit biasa, seingatnya hanya sekali bedrest.

Baca juga: Kronologi Bentrokan antara Massa Pro dan Kontra Jokowi di Medan

Tiba-tiba kemarin, sang uskup mengalami demam tinggi dan muntah. Sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Sibolga, tapi karena tidak diketahui apa penyakitnya, Ludovikus dibawa ke Medan.

"Setelah diperiksa lengkap, ternyata empedunya yang bermasalah. Itu dulu yang dibereskan, katanya ada batu, sudah ditembak laser. Rupanya makin tidak beres karena sudah bernanah, operasi lagi. Sesudah itu, eh, organ-organ tubuh lain ikut-ikutan melemah, jantungnya melemah, ginjal bermasalah, hatinya juga ada gangguan. Pendarahan terus, tensi tidak stabil, ini yang buat dia drop terus," ungkapnya sambil menahan tangis.

"Tadinya mau dibawa ke Singapura, sudah direncanakan, tapi kondisinya lemah sekali, tidak memungkinkan lagi. Akhirnya subuh tadi berangkat beliau..." tambahnya kemudian.

Dia akan melakukan penyambutan khusus saat jenazah sampai. Biasanya jika pastor atau uskup yang meninggal dunia, akan disambut dengan suara lonceng gereja.

"Kami umat sudah standby di sini. Enggak menyangka sekali, masih terhitung muda, 63 tahun masih bapak ini...," ucapnya.

Baca juga: Banjir di Mana-mana, Wali Kota Medan Minta Maaf

Elvina lalu mengingat kerendahan hati Ludovikus. Kalau makan bersama, lanjut dia, uskup selalu ikut mengangkati piring kotor ke belakang, mengelap meja dan menyimpan makanan ke lemari.

"Dia paling suka giliran mengelap meja. Ya..., senanglah memang, adem kalau di dekat Bapak Uskup ini. Aku berharap pembaharuan yang sudah dilakukan beliau bisa dilanjutkan terus. Apalagi, keuskupan kami ini, terletak di wilayah-wilayah termiskin di Sumut. Kebanggaan ku itu, meski kami di daerah miskin tapi uskup kami berani membuat pembaharuan..." ujar Elvina.

Mgr Manullang menjadi Uskup Sibolga pada 14 Maret 2007, mengisi sede vacante Keuskupan Sibolga. Kemudian ditahbiskan menjadi Uskup Sibolga pada 20 Mei 2007 oleh Penahbis Utama Duta Vatikan untuk Indonesia Uskup Agung Leopoldo Girelli.

Baca juga: Ahli: KM Sinar Bangun Karam di Wilayah Terdalam Danau Toba

Pria kelahiran Sogar, Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, 23 April 1955, ini mengikrarkan kaul kekal sebagai Kapusin pada 2 Agustus 1981, lalu menjadi Imam Kapusin pada 10 Juli 1983.

Seusai tahbisan, tugas perdananya adalah berkarya di Paroki Tarutung Bolak. Dia juga sempat mengenyam pendidikan lanjutan di Universitas Antoniaum Roma pada 1988-1993, lulus dalam program doktoral.

Kembali ke Indonesia, dia menjadi Magister Postulan Mela dan Moderator Paroki Tarutung Bolak mulai 1993 sampai 1997.

Selama menjadi imam, Mgr Manullang juga aktif sebagai formator bagi para calon imam di Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Santo Yohanes Pematangsiantar, Sumatera Utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com