Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Enam Wilayah Rawan Kecelakaan di Sumatera Selatan

Kompas.com - 12/09/2018, 14:24 WIB
Aji YK Putra,
Reni Susanti

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Enam wilayah di Sumatera Selatan dinyatakan sebagai daerah rawan kecelakaan serta bencana alam seperti tanah longsor.

Dinas Perhubungan Sumatera Selatan mencatat, keenam daerah tersebut berada di kawasan Tebing Tinggi-Tanjung Raya dan Tanjung Raya-Batas Provinsi Bengkulu.

Kemudian di Pagaralam-Tanjung Raya, Talang Padang-Padang Tepung, Muara Siban-SP Embacang, serta Sugi Waras-Batas Kabupaten Lahat.

Kepala Dinas Perhubungan Sumsel, Nelson Firdaus menjelaskan, enam daerah yang disebutkan tersebut selain rawan tanah longsor, juga berada di dataran tinggi.

Baca juga: Kesaksian Tisna, Korban Selamat Kecelakaan Maut di Sukabumi

Bahkan, ruas jalan di sana pun memiliki tikungan tajam, sehingga para pengemudi mobil maupun motor yang melintas harus berhati-hati.

Untuk mengantisipasi kecelakaan bus maut seperti yang terjadi di Sukabumi hingga menyebabkan puluhan penumpang tewas, Dishub Sumsel melakukan upaya dengan pengecekan kepada setiap kendaraan terutama bus penumpang yang berada di terminal.

“Ketika bus masuk terminal, akan dicek, mulai dari kesehatan pengemudi dan fisik kendaraan seperti rem. Jika memang tidak memadai, bus tidak akan diperbolehkan berjalan,” kata Nelson, Selasa (11/9/2018).

Upaya lain pengecekan bus pariwisata di Sumsel, menurut Nelson, dengan memberikan stiker khusus pada setiap bus. Bus yang lolos uji kelayakan jalan, akan ditempel stiker khusus.

“Itu sudah diterapkan, jadi penumpang bisa melihat stiker pada setiap bus. Jika ada stiker dari Dishub berarti sudah layak jalan atau beroperasi,” ujarnya.

Baca juga: Kurang dari 24 Jam, 2 Bus Masuk Jurang di Sukabumi, 22 Tewas dan 37 Luka

Kecelakaan bus di Sukabumi, sambung dia, menjadi catatan penting bagi Dishub Sumsel.

Karena itu, ia meminta setiap pengemudi lebih memerhatikan keselamatan penumpang dengan tidak mementingkan keuntungan pribadi.

“Misalkan bus tetap jalan walaupun tidak layak, itu jelas tidak boleh. keselamatan penumpang itu harus lebih diutamakan. Kami akan perketat pengawasan di setiap terminal terutama bus pariwisata,” jelas Nelson.

Kompas TV Peristiwa berawal saat tiga pemuda memanjat tiang antena atas perintah panitia masjid, karena dianggap menghalangi pembangunan masjid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com