Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kirab Pusaka Ponorogo, Napak Tilas Sejarah Berdirinya Bumi Reyog

Kompas.com - 10/09/2018, 11:12 WIB
Achmad Faizal,
Reni Susanti

Tim Redaksi

PONOROGO, KOMPAS.com - Alunan tembang Jawa terdengar dari teras Pendopo Agung Kabupaten Ponorogo, Minggu (9/9/2018) malam.

Semerbak aroma dupa menambah suasana sakral prosesi Bedol Pusaka menyambut malam 1 Suro di Bumi Reyog.

Bedol Pusaka adalah prosesi pelepasan 3 unit pusaka Ponorogo berupa Payung Songsong Tunggul Wulung, Tombak Tunggul Nogo, dan Sabuk Angkin Chinde Puspito.

Prosesi dihadiri belasan tokoh masyarakat adat Ponorogo.

Baca juga: Euforia Ribuan Warga Magelang Sambut Kirab Si Kembar Bagas dan Bagus

 

Diawali dengan pengalungan rangkaian bunga melati oleh juru kunci Makam Batoro Katong kepada Bupati Ponorogo, dilanjutkan dengan pengalungan rangkaian bunga melati kepada 3 petugas pembawa pusaka.

Kata Sunardi, salah satu tetua masyarakat Ponorogo, selanjutnya 3 pusaka itu akan dibawa ke kawasan Pasar Pon Kota Lama Ponorogo, tempat pusat pemerintahan Ponorogo pertama sejak berdiri pada 1496.

3 pusaka tersebut akan dikembalikan ke Pendopo Agung pada Senin (10/9/2018) siang dalam acara Kirab Pusaka Ponorogo.

Ikut mengiringi pengiriman pusaka ke kota lama, puluhan pasukan kraton bergodo dari berbagai kelompok masyarakat Ponorogo.

"Sebelum masuk kembali ke Komplek Pendopo Agung, 3 pusaka disucikan dulu di pintu masuk Pendopo Agung," kata pria yang juga juru kunci makam Betoro Katong itu.

Bupati Ponorogo, Ipong Muchlisoni menjelaskan, prosesi Bedol Pusaka digelar sejak setahun terakhir untuk melengkapi kirab pusaka yang digelar setiap tahun di Ponorogo.

"Agar suasananya lebih sakral dan sebagai pelengkap agenda wisata di Ponorogo," jelasnya.

Baca juga: Ini Pengalihan Arus Saat Kirab Obor Asian Games di Jakarta Barat Besok

Kirab pusaka sejatinya adalah napak tilas sejarah perjalanan berdirinya Kabupaten Ponorogo.

Ipong berkisah, berdirinya Kabupaten Ponorogo ditandai kekalahan Wengker melawan salah satu putra Raja Brawijaya yakni Betoro Katong pada 1496.

Di tahun itu, dia dilantik sebagai adipati pertama Ponorogo. "3 peninggalan pusaka Betoro Katong yang masih ada adalah yang besok dikirab," jelasnya.

Pada 1738, saat Ponorogo dipimpin bupati ke-13 yakni Hadi Merto Negoro, pusat pemerintahan Ponorogo dipindah dari kota lama ke kota tengah yang saat ini berdiri Pendopo Agung sampai saat ini.

"Jadi kirab pusaka itu adalah simbol perjalanan sejarah lintas generasi," bebernya.

Kirab pusaka tahun ini masuk dalam agenda wisata tahunan Ponorogo yakni Grebeg Suro.

Penyucian pusaka Betoro Katong dilakukan saat malam tahun baru Islam atau malam 1 Suro, yang jatuh pada Senin (10/9/2018).

Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, malam tahun baru Islam adalah malam yang paling tepat untuk menyucikan pusaka.

Selain Kirab Pusaka, beberapa kegiatan yang meramaikan Grebeg Suro Ponorogo tahun ini adalah Festival Reyog Mini, Larung Telaga Ngebel, pawai budaya, pameran pusaka, pameran batu permata.

Selain itu juga ada lomba mocopat pelajar, ketoprak, tumpeng purak, ruwatan, pameran produk UKM, pameran Bonsai, hingga pagelaran wayang kulit. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com