Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi Siap Bangun Rumah Tahan Gempa Khas Sunda di Lombok

Kompas.com - 30/08/2018, 16:48 WIB
Farida Farhan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi menyatakan siap membangun rumah panggung tahan gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dedi yang juga mantan bupati Purwakarta itu menyebut, rencananya rumah tersebut dibangun dalam konsep Kampung Sunda. Hal ini menilik kemiripan geografis antara Jawa Barat dengan NTB dan Bali.

"Jawa Barat dikenal dengan sebutan Sunda Besar. Sementara Bali dan Nusa Tenggara dikenal dengan istilah Sunda Kecil. Ada kultur yang hampir sama. Satu namanya Sunda Besar, ini Sunda Kecil. Jadi, kita bangun Kampung Sunda di sini,” kata Dedi kepada Kompas.com melalui pesan tertulis, Kamis (30/8/2018).

Saat menyampaikan rencana itu, Dedi sedang berada di salah satu tempat pengungsian di Kampung Puncang, Desa Kekait, Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat, NTB.

Dedi menyebut, rumah beraksitektur panggung ternyata juga digunakan oleh Suku Sasak di Lombok. Sementara di Jabar, rumah panggung berlaku umum. Menurutnya, rumah tersebut tahan gempa lantaran terbuat dari bahan dasar kayu dan bambu.

“Kalau berbahan semen itu gak tahan gempa," tambahnya.

Baca juga: Golkar Jabar Kumpulkan Bantuan untuk Korban Gempa Lombok

Di sisi lain, sebagai budayawan, Dedi juga memperhatikan unsur estetika dan kultur dalam desain yang sudah ditentukan sebelumnya.

"Kalau dari bambu dan kayu, selain kultural dan artistik, itu lentur. Jadi, ada fungsi tahan gempa, ada juga fungsi menjaga kultur kita,” ujarnya.

Selain itu, kata Dedi, rumah-rumah khas sebuah daerah biasanya menjadi daya tarik wisatawan. Rencana ini, katanya, akan semakin menegaskan Lombok sebagai destinasi wisata paling diminati setelah Bali, dan menumbuhkan geliat ekonomi.

“Geliat ekonomi akan terjadi pasca-pembangunan rumah itu. Ini akan sangat membantu masyarakat Lombok agar bisa ter-recovery dari bencana gempa secara keseluruhan. Kalau menjadi destinasi wisata yang menarik, pasti ada nilai tambah ekonomi,” paparnya.

Baca juga: Lombok Diguncang 1.973 Gempa dalam Satu Bulan

Kompas TV Korban gempa bumi di Lombok mengeluhkan minimnya bantuan logistik, warga mengaku dalam sepekan hanya mendapat satu kali pengiriman bantuan logistik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com