Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berebut Nasi Ancakan, Tradisi ala Sunan Kalijaga yang Dipercaya Bawa Berkah

Kompas.com - 22/08/2018, 13:54 WIB
Ari Widodo,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

DEMAK, KOMPAS. com - "Allahu Akbar.... Allahu Akbar... Allahu Akbar....".

Takbir membahana di Pendopo Pangeran Wijil V, di Kelurahan Kadilangu, Kabupaten Demak, Jateng, Selasa (21/8/2018) malam.

Gema takbir tersebut, mengiringi prosesi keluarnya Nasi Ancakan dari dalam pendopo menuju ke halaman.

Ratusan nasi ancakan berisi urap (gudangan), ikan asin dan potongan daging yang dibungkus daun jati dan diletakkan di atas ancak bambu (anyaman bambu) segi empat dijejerkan rapi di halaman.

Nasi ancakan berjejer rapi di halaman Pendopo Pangeran Wijil V,  di Kelurahan Kadilangu,  Kabupaten Demak,  Jateng,  sebelum diperebutkan oleh warga yang sudah menantinya,  Selasa (21/8/2018) malamKOMPAS.com/ARI WIDODO Nasi ancakan berjejer rapi di halaman Pendopo Pangeran Wijil V, di Kelurahan Kadilangu, Kabupaten Demak, Jateng, sebelum diperebutkan oleh warga yang sudah menantinya, Selasa (21/8/2018) malam
Nasi ancakan sengaja disuguhkan oleh keluarga trah (keturunan) Sunan Kalijaga kepada masyarakat dalam rangka menyambut Idul Adha.

Baca juga: Festival Meugang, Tradisi Membelah Kepala Sapi di Banda Aceh

Ribuan warga dari berbagai daerah menanti-nanti datangnya nasi ancakan malam itu. Mereka tidak sabar untuk mendapatkan nasi yang dipercaya mendatangkan berkah itu.

Setelah doa dibacakan dan kentongan dipukul, warga langsung menyerbunya. Hanya dalam hitungan menit, nasi ancakan itu pun ludes.

Rebutan nasi ancakan merupakan tradisi yang berlangsung sejak berabad-abad lalu dan selalu dinantikan warga untuk "ngalap berkah".

Baca juga: OTT Pungli SIM, Kapolres Kediri Terima Rp 50 Juta Tiap Minggu

Warga, baik orangtua maupun anak-anak, saling berebut untuk mendapat nasi ancakan itu. Sebagian dimakan di tempat, ada pula yang dibawa pulang ke rumah masing-masing.

Dipercaya bawa berkah

Warga percaya bahwa nasi ancakan mempunyai banyak khasiat dan manfaat. Banyak warga menjadikan nasi ancakan benda bertuah dan sarana (wasilah) kepentingan sesuai kebutuhan.

"Nasi ancakan ini bisa untuk pertanian dan pengobatan. Ini pesanan mertua, nanti ditaruh di pojok-pojok sawah. Alhamdulillah, tikus hanya lewat dan sawah mertua saya juga tidak diserang hama. Nasi ancakan ini hanya media perantara. Yang penting, kita yakin karena semua itu kehendak Allah SWT, " kata Siaga (37) asal Welahan, Kabupaten Jepara, Jateng.

Mereka yang berhasil mendapatkan nasi ancakan sebagian berbagi kepada sesama warga lainnya.

Nasi ancakan berjejer rapi di halaman Pendopo Pangeran Wijil V,  di Kelurahan Kadilangu,  Kabupaten Demak,  Jateng,  sebelum diperebutkan oleh warga yang sudah menantinya,  Selasa (21/8/2018) malamKOMPAS.com/ARI WIDODO Nasi ancakan berjejer rapi di halaman Pendopo Pangeran Wijil V, di Kelurahan Kadilangu, Kabupaten Demak, Jateng, sebelum diperebutkan oleh warga yang sudah menantinya, Selasa (21/8/2018) malam
Selain untuk ritual kesuburan tanah di lahan pertanian dan anti-hama, warga juga mempercayainya untuk areal tambak mereka.

"Setiap tahun ikut rebutan. Ini dapat ancak bambu, nanti dipasang di pojok tambak. Biar bandeng dan udangnya tidak kena penyakit dan hasilnya bagus," kata Sarbini (65), warga Desa Tambak Bulusan, Kecamatan Karangtengah, Demak, yang mengaku memiliki empat hektar tambak.

Tradisi berebut nasi ancakan menjadi salah satu kearifan lokal yang terus dilestarikan oleh keluarga besar Sunan Kalijaga di Kadilangu.

Baca juga: Bagaimana Cara Masak Kambing agar Hasilnya Menyehatkan?

Ketua Yayasan Sunan Kalijaga Kadilangu, Agus Supriyanto, mengatakan, tradisi berbagi nasi ancakan merupakan serangkaian ritual menjelang prosesi penjamasan pusaka Sunan Kalijaga yang berlangsung seusai shalat Idul Adha.

Nasi ancakan merupakan suguhan makanan yang diberikan oleh keluarga besar Sunan Kalijaga untuk menjamu warga yang datang dari jauh dan bermalam di Kadilangu untuk menantikan prosesi penjamaaan pusaka keesokan harinya.

"Tradisi ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Tahun ini kami sediakan 400 bungkus Nasi Ancakan. Masyarakat banyak yang meyakini Nasi Ancakan bisa membawa berkah. Mereka rela datang dari jauh dan menginap untuk ngalap berkah, " ungkap Agus yang juga keturunan ke-16 Sunan Kalijaga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com