Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Warga Terpencil yang Langganan Konsumsi Air Keruh Saat Kemarau

Kompas.com - 15/08/2018, 12:27 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Kuspriyati tak sendiri. Sejumlah warga juga terlihat ikut mengambil air di belik. Bahkan banyak anak-anak yang membantu orangtuanya mengambil air di belik sebelum berangkat sekolah.

"Sebelum sekolah, kami ambil air sendiri untuk mandi. Kasihan ibu kecapekan," kata Risanto, siswa kelas 6 SDN Keyongan.

Belum Direspons

Sementara itu Kepala Desa Keyongan, Budi Hartono menyampaikan, krisis air bersih imbas dari kemarau melanda desanya sejak Mei lalu.

Instalasi Pamsimas yang berlangsung di desanya sejak 2009 hanya mampu mengaliri air bersih kepada sedikitnya 100 kepala keluarga (KK). Padahal di desanya tercatat ada 1.800 KK.

"Debit air yang diambilkan dari sendang desa sebelah tak mencukupi dan bahkan 3 tahun lalu sudah menyusut kandungan air tanahnya," katanya"

"Sumur tadah hujan dan sungai lah harapan mereka. Namun saat kemarau, warga berburu air dengan membuat belik di sungai yang mengering," tambahnya.

Pihak desa sudah berupaya melaporkan krisis air bersih di desanya kepada Pemerintah Kabupaten Grobogan. Hanya saja belum ada respons dari Pemkab Grobogan.

"Sejauh ini belum ada bantuan droping air dari pemerintah, padahal kami sudah berupaya melaporkan. Kami berharap ada perhatian dari pemerintah. Kasihan warga," kata Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com