Sementara itu, Danrem 162/WB, Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramadhani dan sejumlah tim SAR mengidentifikasi tanda-tanda keberadaan korban.
Alat berat sudah tiba pada Senin siang untuk mempercepat evakuasi korban yang tertimpa bangunan masjid.
Baca Juga: BNPB: Ada 30 Pasang Sandal di Depan Masjid yang Runtuh
3. Dua jenazah berhasil dievakuasi dari reruntuhan masjid
Tim SAR berhasil mengevakuasi dua jenazah pria di antara reruntuhan Masjid Jabal Nur di Dusun Daling-daling, Desa Tanjung, Lombok Utara, pada Senin (7/8/2018) malam.
"Identitasnya ini kita belum dapatkan. Tapi yang jelas mereka ini warga setempat, makanya langsung diserahkan kepada pihak keluarganya yang mengetahui," kata I Nyoman Sidakarya, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Mataram.
Evakuasi pada saat itu terpaksa dihentikan karena hari sudah gelap, kata Sidakarya. Proses pencarian korban akan dilanjutkan pada hari Selasa (7/8/2018), dilansir dari Antara.
Baca Juga: Beri Masukan soal Rumah Tahan Gempa, ITS Terjunkan Tim Teknik Sipil ke Lombok
4. Di lokasi lain, lima warga diduga masih terjebak di bawah reruntuhan
Lima orang warga Dusun Karang Pangsor, Desa Pamenang Barat, Lombok Utara, masih terjebak di reruntuhan Masjid Jamiul Jamaah. Masjid tersebut roboh ketika terjadi gempa pada hari Minggu (5/8/2018).
"Ada empat sampai lima orang yang masih terjebak di dalam masjid, karena belum sempat menyelamatkan diri," kata Hudri (32), salah satu saksi mata, pada hari Selasa (7/8/2018).
Setelah gempa, warga sempat mencoba menolong para korban yang terjebak. Namun, hanya tujuh warga yang berhasil di selamatkan, antara lain Inak Pat, Inak Magenta Inak Kartina, Inak Mardiah, Inak Mainun, H Azis dan Pak Ahmad.
Hudri menduga ada warga yang masih terjebak di bawah masjid.
"Kita dengar itu ada yang minta tolong, tetapi setelah itu hilang," kata Hudri.
Baca Juga: Gempa Lombok, Korban Meninggal Dunia Bertambah Menjadi 105 Orang
5. Bangunan di lokasi gempa rawan guncangan
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani menyebut, sebagian besar bangunan di wilayah yang terdampak gempa tidak memenuhi standar teknis yang ada.
"Kami melakukan pemantauan di sana, memang sebagian besar bangunan di sana tidak memenuhi standar teknis yang ada, karena banyak yang tidak menggunakan atau tidak ada pilar-pilar, dan batanya batako yang tidak dilapisi. Itu yang terjadi," ujar Kasbani di Kota Bandung, Selasa (7/8/2018).