Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agustus, Saatnya Warga Kampung Bendera Berpesta..

Kompas.com - 02/08/2018, 15:33 WIB
Achmad Faizal,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Sejinah sedang sibuk menjahit umbul-umbul di kiosnya benderanya di Jalan Darmo Kali Surabaya Kamis (2/7/2018) siang. Umbul-umbul pesanan salah satu instansi di Kota Surabaya itu akan diambil besok pagi oleh pemesannya.

Pembeli memesan model berbeda dari model yang dipajang di kiosnya. "Kalau pesannya beda kita bisa langsung buat, asalkan harganya cocok," kata ibu satu anak ini.

Sejinah adalah salah satu pemilik kios penjual bendera di jalan Darmo Kali yang memiliki jasa jahit. Mesin jahit diletakannya tepat di depan kios menghadap ke jalan.

Jalan Darmo Kali sendiri, di Surabaya dikenal dengan sebutan Kampung Bendera, karena banyaknya penjual bendera saat bulan Agustus, di momentum hari kemerdekaan Republik Indonesia.

Baca juga: Diguyur Hujan, LRT Palembang Mogok

Dia tercatat warga pemukiman di sekitar Jalan Darmo Kali di Kelurahan Darmo, Kecamatan Wonocolo Surabaya. Posisi Jalan Darmo Kali sendiri tidak jauh dari jalan raya Wonokromo, di ruas jalan utama Surabaya - Malang, sehingga tidak butuh bagi pembeli bendera untuk menemukan lokasi Kampung Bendera.

Selain umbul-umbul warna merah dan putih, Sejinah juga menjual bendera merah putih berbagai ukuran, hiasan tangan bernuansa merah putih, lampion merah putih hingga benang khusus untuk mengikat hiasan yang biasa dipasang di kampung.

"Kalau pernak pernik biasa dicari orang saat menjelang acara karnaval," ujarnya.

Karena banyaknya penjual bendera, harga bendera dan pernak pernik Agustusan menjadi bersaing di Kampung Bendera.

"Selain pedagang kecil seperti saya, juga ada agen, yang membuat harga bendera menjadi bersaing," jelasnya.

Dia mencontohkan, harga bendera ukuran standar di kiosnya dijual dengan harga Rp 15.000 per lembar. "Di lokasi lain atau di pinggir-pinggir jalan bisa Rp 25.000 hingga Rp 30.000," ujarnya.

Baca juga: Sumur Kering, Kami Mencuci Pakaian di Sungai Keruh...

Karena itu, tidak heran jika banyak warga di Kampung Bendera yang membuka kios di luar Kampung Bendera, karena harganya bisa lebih tinggi.

"Keponakan saya membuka kios di Jalan Ngagel, harganya di sana lebih bagus," ucapnya.

Tidak jauh dari kioas Sejinah, pasangan suami isteri Muhammad Hayat dan Sumairah juga membuka kios bendera. Meski ukuran kecil dan terkesan kios dadakan, namun item yang dijualnya beragam meliputi kebutuhan saat perayaan Agustusan.

Harga item paling murah dari Rp 15.000 hingga Rp 250.000. "Yang paling mahal adalah bendera lapangan yang ukurannya lumayan besar. Kalau lampu lampion seharga Rp 95.000," katanya.

Penghasilan Muhammad Hayat dan Sejinah meningkat tajam saat momentum jelang Agustusan. "Kalau pas ramai bisa angka jutaan yang dapatnya. Kalau biasa ratusan ribu lah," kata Hayat.

Baca juga: Mayat yang Ditemukan di Sumedang Ternyata Sopir Taksi Online Jakarta

Momentum itu menurutnya tidak sebulan penuh, namun hanya sampai tanggal 16 Agustus. Di atas tanggal 16 kata Hayat, sudah banyak yang menutup kios.

Bagi Hayat, menjual bendera adalah usaha musiman. Sehari-harinya, dia adalah penjual arloji di Pasar Turi. "Kalau saya pedagang musiman, kalau Agustusan ya jual bendera, kalau musim hujan yang jual mantel," ucapnya.

Memilih lokasi kios di jalan Darmo Kali dilakoni Hayat sejak 3 tahun terakhir. Sebelumnya dia membuka kios di pinggir jalan raya Wonokromo.

"Di pinggir jalan sekarang dilarang sama Satpol PP. Akhirnya semua penjual direlokasi di sini," pungkasnya. 

Kompas TV Presiden Joko Widodo menyelenggarakan kegiatan zikir dan doa bersama dengan para ulama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com