GARUT, KOMPAS.com - Ombak tinggi selama beberapa pekan menerjang Pantai Rancabuaya, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Bahkan menurut pengakuan warga sekitar, air laut sempat masuk ke permukiman warga sekitar pantai hingga merusak beberapa saung makan di lokasi wisata tersebut.
Tidak hanya merugikan pengusaha rumah makan, ombak besar yang sudah beberapa pekan terjadi di Pantai Selatan, Jawa Barat, juga menyebabkan nelayan kehilangan mata pencarian lantaran takut untuk melaut.
“Saya sudah dua minggu tidak melaut. Ombaknya besar. Kalau memaksakan risikonya besar,” kata Opar (38), salah satu nelayan Rancabuaya yang ditemui Kompas.com di Pantai Rancabuaya, Senin (30/7/2018) pagi.
Nelayan lainnya, Jang Ahmad (45), mengaku merugi lantaran tidak bisa melaut. Sebab, selain ombak yang tinggi, ikan layur sebagai tangkapan utama nelayan Pantai Rancabuaya juga mulai berkurang.
“Kalau cuaca bagus, ikan banyak bisa sampai 70 sampai 50 kilogram. Sekarang tangkapan paling banyak hanya 5 kilogram,” tuturnya.
Baca juga: Kapal Dihantam Ombak Tinggi, 5 Nelayan Tewas dan 7 Orang Hilang
Ahmad mengatakan, tangkapan yang minim tidak sebanding dengan biaya operasional yang dikeluarkan oleh nelayan.
“Bensin saja minimal 10 liter. Belum untuk bekal selama di laut. Kalau ke laut sekarang ya, pasti rugi,” imbuhnya.
Ahmad dan Opar mengatakan belum bisa memprediksi kapan mereka akan melaut. Keduanya berharap ombak besar segera surut dan ikan layur kembali banyak.
Baca juga: 5 Hari Melaut, Kapal Nelayan Pecah Dihantam Gelombang, 4 ABK Selamat
Keduanya mengaku khawatir jika keadaan merugi terus-menerus memaksa mereka meninggalkan pekerjaan sebagai nelayan.
“Sudah tiga tahun ini sedikit demi sedikit nelayan banyak yang pindah kerjaan jadi kuli bangunan,” tandas Opar.