Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG: Juli Puncak Kebakaran Hutan di Sumut, Ada 56 Hotspot

Kompas.com - 19/07/2018, 19:17 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Selain cuaca ekstrim, Sumatera Utara juga dilanda kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah 1 Medan mencatat, ada 56 titik panas (hotspot) yang muncul.

"Juli menjadi puncak kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumut, juga provinsi lain. Kami memantau ada 56 titik panas yang menyebar," ujar Kepala Bidang Informasi dan Data BMKG Wilayah I Medan, Syahnan, Kamis (19/7/2018).

"Ke 56 hotspot tersebut, tingkat kepercayaannya di atas 50 persen. Jadi yang kita pantau itu titik panasnya, bukan kebakaran hutannya. Dua daerah yang paling banyak titik hotspot-nya adalah Labuhanbatu dan Simalungun," sambungnya.

Baca juga: Medan Dilanda Cuaca Ekstrim, Warga Diimbau Tak Keluar Rumah

Menurutnya, kedua kabupaten tersebut memang paling rawan sehingga harus diwaspadai. Berbeda dengan daerah pegunungan yang tingkat curah hujannya tinggi.

Di pegunungan, kemungkinan titik hotspotnya kecil. Meski demikian, harus tetap waspada terhadap sebaran asap. 

Syahnan mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan terutama di tempat yang kering.

"Masyarakat diimbau tidak membakar hutan atau lahan karena ditakutkan akan menyebabkan kebakaran hutan dan harus mematuhi peringatan dari pihak terkait," tegas dia.

Sebelumnya, BMKG Stasiun Pekanbaru melansir data, musim panas diprediksi akan berlangsung hingga September 2018.

Baca juga: Heboh Pernikahan Dua Remaja di Tapin, Dibatalkan Sehari Setelah Pesta (2)

 

Terdeteksi peningkatan titik panas di wilayah Sumatera sebanyak 76 titik.

Tersebar di Sumatera Selatan sebanyak 12 titik, Riau 17 titik, Aceh 11 titik, Sumatera Utara 9 titik, Sumatera Barat 8 titik, Jambi 9 titik, Lampung 5 titik, Bangka Belitung 4 titik, dan Bengkulu 1 titik. 

Pada 2016, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, berdasarkan pantaun Lapan dari satelit Modis dengan sensor Terra Aqua dari NASA terdeteksi ada 288 titik api dengan tingkat kepercayaan sedang atau lebih dari 30 persen.

Di Sumatera terdapat 245 titik api dan 112 titik di antaranya terdapat di Sumut. Cuaca Juli-September diprediksi lebih kering sehingga potensi mudah terbakar meningkat.

Gangguan Cuaca

Perubahan cuaca dari terik di siang hari hingga hujan di malam hari akhir-akhir ini disebabkan gangguan cuaca yang terjadi di Laut Cina Selatan dan Samudera Hindia.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com