Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Aksi Satpol PP Bubarkan Unjuk Rasa di Riau yang Berujung Bentrok

Kompas.com - 17/07/2018, 10:31 WIB
Idon Tanjung,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Video aksi petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) membubarkan unjuk rasa ratusan tenaga kesehatan Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) di Kantor Bupati Kampar, Kota Bangkinang, Riau pada Senin (16/7/2018) menjadi viral di media sosial. 

Dalam video tersebut, petugas Satpol PP terlihat emosi saat melakukan pembubaran paksa terhadap massa yang mencoba memaksa masuk ke dalam Kantor Bupati Kampar.

Pembubaran paksa tersebut berujung bentrok karena aksi yang dilakukan Satpol PP dinilai menjurus ke anarkis. Akibat bentrokan tersebut, dua orang pengunjuk rasa dilarikan ke rumah sakit karena jatuh pingsan.

Aksi unjuk rasa tenaga kesehatan tergabung dalam Gerakan Pemuda Patrotik Indonesia (GPPI) Cabang Kampar tersebut berlangsung, Senin (16/7/2018) sore kemarin.

Baca juga: Gadis Berprestasi Ini Mengurung Diri di Kamar Selama 15 Tahun

Dalam video berdurasi 2 menit 42 detik yang dilihat Kompas.com, petugas Satpol PP mendorong massa aksi yang mayoritas kaum perempuan.

Salah satu anggota Satpol PP berbadan gempal tampak menyeret salah seorang laki-laki yang tergabung dalam massa aksi yang membawa spanduk.

Melihat aksi Satpol PP tersebut, pengunjuk rasa perempuan menangis histeris sambil mengecam aksi yang dilakukan petugas. Terlihat beberapa orang pengunjuk rasa jatuh pingsan.

Aparat kepolisian yang juga berada di lokasi juga terlihat mencoba meredam aksi Satpol PP dan massa unjuk rasa.

Gaji tak dibayar

Sekretaris GPPI Cabang Kampar Ryan saat dihubungi Kompas.com mengatakan, aksi unjuk rasa ini terkait gaji tenaga kesehatan RTK yang belum dibayarkan.

"Mereka menuntut haknya yang belum dibayar sejak Januari 2018. Mulai bukan April kemarin mereka meminta haknya. Tapi juga belum dibayar," ungkap Ryan.

Baca juga: Ditemukan, 2 Anggota TNI yang Hilang di Perairan Nias Selatan

Bahkan, kata dia, tanpa pemberitahuan resmi mereka juga dirumahkan (hanya lewat lisan) disampaikan lewat kepala puskesmas se Kabupaten Kampar.

Dia mengaku, satu minggu terakhir tenaga kesehatan RTK didampingi GPPI Cabang Kampar mendirikan posko darurat kemanusiaan.

Memasuki minggu kedua, tenaga kesehatan RTK kembali meminta haknya dengan cara mengadakan unjuk rasa ke Kantor Bupati Kampar.

"Tadi kami datang ke Kantor Bupati disambut Satpol PP. Tidak ada satupun pejabat Kampar di kantor," ujar Ryan.

Setelah hampir satu jam berorasi, kata dia, Sekretaris Daerah (Sekda) Kampar Yusri datang menemui massa aksi dengan meminta beberapa orang utusan masuk ke ruang kerjanya.

"Jawaban sekda terhadap persoalan tidak sesuai dengan pernyataan sebelumnya. Akhirnya kita keluar dari ruangan sekda dan kembali menemui massa," tutur Ryan.

Lebih lanjut, dia mengaku, pada saat massa aksi membentang spanduk tuntutan di depan Kantor Bupati Kampar, tiba-tiba Satpol PP marah-marah dan langsung mendorong massa unjuk rasa.

Baca juga: Identitas Mayat Perempuan Dalam Karung Mengapung di Sungai Terungkap

"Satpol PP juga memukul dan menendang kawan-kawan (unjuk rasa)," kata Ryan.

Dia mengaku, akibat tindakan Satpol PP tersebut, satu orang mahasiswa anggota GPPI, David, pingsan. Selain itu, satu orang tenaga kesehatan RTK, Fitriani Winarti, mengalami sakit di bagian perut.

"Korban ada empat orang. Kini mereka dirawat di RSUD Bangkinang," sebut Ryan.

Terkait masalah ini, pihaknya akan melakukan kembali aksi unjuk rasa dengan tuntutan yang sama dan mengutuk keras aksi represif Satpol PP.

"Rencananya kami juga akan laporkan ke pihak kepolisian," tegas Ryan.

Massa merusak pintu dan kaca

Sementara itu Kepala Satpol PP Kabupaten Kampar Hambali mengaku anggotanya terpancing emosi melihat massa aksi yang mencoba masuk dan menyegel kantor bupati Kampar.

"Korlapnya si-Ryan mau masuk dan menyegel kantor bupati membawa spanduk. Tentu tidak kami biarkan. Disitulah terjadi dorong-dorongan," akui Hambali saat dihubungi Kompas.com, Selasa (17/7/2018).

Baca juga: Seekor Buaya Bernama Dewi Dievakuasi dari Sebuah Vila di Sukabumi

Dia menjelaskan, sebelumnya massa melakukan unjuk rasa di Rumah Dinas Bupati Kampar Aziz Zaenal. Saat itu petugas Satpol PP tidak melarang atau dibiarkan saja.

Selanjutnya, massa bergerak ke Kantor Bupati Kampar untuk menyampaikan tuntutan kepada pejabat Kampar.

"Memang saat mereka datang tidak ada pejabat yang ada di kantor. Pak Bupati sedang di Jakarta. Dan pejabat lainnya sedang ada kegiatan di luar," kata Hambali.

Tak lama kemudian, sambung dia, massa memaksa untuk masuk ke Kantor Bupati mendobrak pintu masuk.

"Massa merusak pintu dan kaca pecah. Pengrusakan ini sudah saya laporkan ke Polres Kampar kemarin," kata Hambali.

Baca juga: Pesan Terakhir Orangtua Meri Sebelum Ditemukan Tewas Mengenaskan

Sebelum terjadinya bentrokan, dia mengaku dipanggil Sekda agar tidak melakukan tindakan anarkis terhadap pengunjuk rasa.

Namun, pada saat ia keluar dari ruang Sekda, ia melihat massa terus memaksa masuk ke kantor bupati. Saat itulah terjadi aksi saling dorong.

"Mereka mau nyerang, otomatis kita tahan aksinya itu," kata Hambali.

Kompas TV Kerja sama dengan negara lain atau polisi lain merupakan kewenangan Mabes Polri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com