Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seekor Buaya Bernama Dewi Dievakuasi dari Sebuah Vila di Sukabumi

Kompas.com - 16/07/2018, 15:07 WIB
Budiyanto ,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Seekor buaya muara (Crocodylus porosus) yang diberi nama Dewi dievakuasi dari sebuah vila di Jalan Raya Palabuhanratu-Cisolok, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat, Senin (16/7/2018).

Proses evakuasi berlangsung sekitar dua jam dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 12.15 WIB. Buaya berjenis kelamin betina ini dievakuasi dari kolam berukuran 20 X 20 meter yang berlokasi di bekakang sebuah bangunan.

Buaya dengan panjang sekitar 3 meter itu diserahkan secara sukarela oleh pemiliknya kepada Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat. Lalu buaya yang sudah dirawat 10 tahun ini dititip ke Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga (PPSC) di Nyalindung.

"Buaya ini kami serahkan sukarela kepada negara. Pemiliknya ada di Bandung, dan lahannya ini sekarang sudah dijual, jadi buayanya tidak terawat, kolam juga kering," kata perawat buaya, Ujang Abdullah (51) kepada wartawan seusai evakuasi, Senin siang.

Dia menuturkan, keinginan menyerahkan satwa yang dilindungi sudah beberapa bulan sebelumnya. Namun baru bisa dilakukan setelah ia bertemu dengan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Sukabumi.

"Beberapa hari yang lalu saya bertemu dengan Pak Okih Pajri dari Satpol PP, lalu saya menceritakan keinginan menyerahkan buaya, dan ditanggapinya," tutur Ujang yang juga pengelola rumah makan NR.

"Dan, baru hari ini buaya bisa diambil oleh petugas yang berwenang dari BBKSDA Jabar dan PPSC," sambungnya.

Baca juga: Ratusan Buaya Dibantai Warga di Sorong, Polisi Akan Gelar Mediasi

Ujang merasa senang setelah buaya yang sudah dirawatnya selama 10 tahun diambil petugas dan akan dilepasliarkan kembali ke habitatnya.

"Sekarang saya lega, tidak khawatir lagi. Ini untuk keselamatan buaya juga, makanya diserahkan," ucap dia.

Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Seksi Wilayah II Bogor, BBKSDA Jabar, Isep Mukti Wiharja mengatakan, buaya ini termasuk satwa dari jenis reptil yang dilindungi Undang-undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

"Buaya ini akan dievakuasi ke PPSC dulu, lalu dimasukan ke ruang karantina dan diperiksa serta dipantau dokter hewan," kata Isep kepada wartawan di Palabuhanratu.

Menurut Isep, ke depan satwa jenis reptil ini akan dilepasliarkan ke habitat alaminya. Namun untuk lokasi pelepasliaran harus melalui pengkajian terlebih dahulu dan satwanya sudah siap dilepaskan.

"Satwa jenis reptil memang paling mudah dilepasliarkan dibanding jenis satwa yang lain. Tapi tetap perlu kajian, baik habitat maupun satwanya sebelum dilepasliarkan," ujar dia.

Baca juga: Dikuburkan, Ratusan Buaya yang Dibantai Warga di Sorong

Proses evakuasi buaya bernama Dewi ini melibatkan petugas Resort Taman Wisata Alam (TWA) Sukawayana-BBKSDA Jabar, Forum Koordinasi Search and Rescue Daerah (FKSD), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan Satpol PP Kabupaten Sukabumi.

Kompas TV Warga mengamuk salah satu kerabat mereka tewas setelah digigit buaya yang berada di penangkaran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com