SEMARANG, KOMPAS.com – Sebuah pondok pesantren di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah beberapa tahun ini mulai mengajarkan santrinya berwirausaha. Para santri tak hanya dididik belajar agama, namun juga dibekali keterampilan dan jiwa berwirausaha sejak dini.
Pekerjaan itulah yang dilakukan Pondok Pesantren Nurul Hidayah, di Desa Bandung, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen. Para santrinya dibekali keterampilan berwirausaha mulai dari usaha konveksi, pembuatan peci, peternakan, pembuatan tempe-tahu, menjaga toko kelontong, hingga usaha lainnya.
Satu diantara usaha itu yaitu usaha pembuatan peci atau kopiah. Dari tangan para santri, peci yang sudah jadi dikirim ke berbagai daerah di Indonesia. Bahkan di masa Ramadan ini, kebutuhan peci meningkat pesat.
Tri Sulistiyo, Koordinator pemasaran Peci Pesantren Nurul Hidayah mengatakan, para santri biasanya melakukan pekerjaan membuat peci di sela kegiatan mengaji. Pembuatan peci dilakukan pada 08.00-12.00 pada pagi harinya, kemudian pukul 13.00-16.00 untuk sore harinya.
Baca juga: Polisi Temukan Bahan Peledak di Rumah Orangtua Terduga Teroris
“Pasar peci ini sudah ke luar Jawa, di Pulau Jawa sudah dimasuki semua,” ujar Tri, kepada Kompascom, Sabtu (19/5/2018).
Untuk satu peci hasil karya santri dijual dengan harga amat terjangkau. Untuk satu peci dipatok Rp 50 ribu. Sementara peci dengan tambahan bordir dipatok Rp 60 ribu.
Menghadapi bulan Ramadhan, kata dia, santri di pesantrennya bahkan harus lembur untuk memenuhi pesanan. Setiap bulan, produksi peci hingga 50-70 kodi. Padahal di bulan normal, produksi hanya 30 kodi perbulan.
“Menjelang lebaran ini ramai. Santri kerjanya ekstra kadang. Kita bahkan sampai menolak pesanan, karena memang tidak tercukupi,” tambahnya.
Kebutuhan pasar yang besar itu, sambung dia, belum dibarengi dengan tenaga kerja yang terampil. Dari santri yang bekerja di bidang konveksi, hanya beberapa yang mahir menjahit. Jumlah santri di Nurul Hidayah mencapai 500 orang, namun hanya 25 santri yang bekerja di bidang ini. Lainnya tersebar di berbagai jenis usaha lain.
“Kita kendala di tenaga kerja, terutama yang mahir menjahit itu minim. Kita kebanjiran order,” ucapnya.
Baca juga: Dusun Mlangi, Kampung Pesantren Tempat Mondok Pelajar Non Muslim
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.