Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

INFOGRAFIK: Riwayat Letusan Merapi Sejak 1990-an

Kompas.com - 11/05/2018, 16:52 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Akbar Bhayu Tamtomo,
Ervan Hardoko

Tim Redaksi

Kompas TV Sekitar pukul 07.45 Gunung Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta menegluarkan asap tebal di udara.

15 April 1972
Letusan besar, 200 orang tewas, 3 desa hancur

28 Maret 1973
Letusan kecil, tidak ada korban jiwa.

1976
Terjadi banjir lahar dan awan panas sejauh 2,5 kilometer, tidak ada korban jiwa.

November 1984
Terjadi hujan abu, kerikil, serta semburan awan panas menyebar mengarah ke selatan dan barat.

Tercatat korban sebanyak 52 orang, 4 luka, belasan orang dinyatakan hilang, dan 4.000 warga mengungsi.

1985
Terjadi awan panas 7 kali dan endapan yang terwujud mencapai 2.529.250 meter persegi.

1986
Terjadi awan panas dengan jarak luncur 3,6 kilometer dan kubah lava
mencapai 4 juta meter kubik.

2 Februari 1992
Luncuran awan panas Gunung Merapi telah mencapai kaki gunung, sementara bau belerang tercium dari wilayah Jurangrejo, Srumpung, Magelang.

Luncuran awan panas sepanjang hari lebih dari 15 kali dengan radius guguran mencapai 6,5 kilometer.

22 November 1994
Merapi meletus pada pukul 10.15 WIB, dengan jumlah 58 orang tewas karena terkena semburan awan panas.

17 Agustus 1997
Merapi meletus pada pukul 10.30 WIB dengan menyemburkan awan panas bercampur debu dan pasir.

Awan panas mengalir pada aliran Kali Krasak sepanjang 6 kilometer dan aliran Kali Boyong sepanjang 4-5 kilometer.

10 Februari 2001
Tidak ada korban pada peristiwa ini, tetapi 571 orang diungsikan.

Mei 2006
Dua relawan ditemukan meninggal terperangkap awan panas di dalam Bungker Kaliadem saat Merapi meletus pada Mei 2006.

Oktober-November 2010
Letusan ini menyebabkan 151 orang meninggal dunia.

Angka pengungsi mencapai 320.090 jiwa, 291 rumah rusak, dan satu tanggul di Desa Ngepos jebol akibat luapan lahar dingin.

11 Mei 2018
Merapi meletus pada pukul 07.32 WIB dengan tipe freatik. Status dinyatakan level 1 atau normal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com