Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Langkah BI untuk Dorong Pertumbuhan Investasi di DIY

Kompas.com - 08/05/2018, 11:41 WIB
Aprillia Ika

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarya (DIY) berupaya untuk terus mendorong pertumbuhan investasi di DIY dalam rangka mendorong pertumbuhan perekonomian wilayah ini.

BI sendiri berpendapat perekonomian DIY akan bertumbuh antara 5,2 persen-5,6 persen year on year (yoy) pada 2018.

Pertumbuhan investasi berdasarkan sejumlah proyek infrastruktur prioritas di DIY seperti jaringan kereta api, pembangunan sarana-sarana publik, pembangunan transportasi antarmoda, pembangunan sistem penyediaan air minum, jaringan listrik serta pembangunan jalan Jogja Outer Ringroad dan tol Bawean-Jogja-Solo.

Baca juga : BI: Pertumbuhan Ekonomi DIY hingga 5,6 Persen di 2018

Hal itu dipaparkan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY Budi Hanoto saat membuka Seminar Nasional BI-ISEI bertema Pengembangan dan Pembiayaan Industri Padat Karya Berorientasi Ekspor di Yogyakarta, Senin (7/5/2018).

Langkah pertama , BI dan jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY berusaha untuk menjaga stabilitas inflasi melalui tim pengendali inflasi daerah (TPID) sehingga sampai April 2018 inflasi DIY cukup nyaman di level 3,11 persen.

Langkah kedua, BI juga menjaga stabilitas sistem keuangan di DIY dengan menjaga penyaluran kredit selalu diatas 10 persen. Dengan kualitas yang baik dan NPL yang rendah, walaupun perlu optimalisasi dari sisi LDR.

Per Maret 2018 pertumbuhan kredit di DIY 10,15 persen, pertumbuhan DPK di DIY 7,75 persen, rasio NPl bank 3,18 persen sementara loan to deposit ratio (LDR) bank 62,9 persen.

"DIY masih memiliki potensi pembiayaan dan pembangunan untuk mengakselerasi pengelolaan industri berbasis ekspor. Permintaan produk ekspor diperkirakan masih tinggi sejalan dengan prospek perbaikan ekonomi global. Jadi masih ada room pertumbuhan di sana," kata dia.

Baca juga : BI: Jangan Meributkan Utangnya, tapi Ekspornya...

DIY menurut Budi masih memiliki sejumlah tantangan perekonomian ke depan. Antara lain struktur pertumbuhan ekonomi yang masih bertumpu pada konsumsi, kemiskinan dan ketimpangan yang cenderung tinggi, produktivitas tenaga kerja yang masih rendah.

"Juga keterbatasan akses baik terhadap pembiayaan maupun pasar ekspor, serta keterbatasan sumber daya alam," pungkas Budi.

Untuk itu, ada sejumlah upaya yang dilakukan oleh BI di DIY. Antara lain menciptakan iklim berusaha yang sehat dengan tetap menjaga inflasi rendah dan stabi, menjaga volatilitas nilai tukar, menjaga likuiditas rupiah, serta menjaga sistem pembayaran yang lancar, aman dan efisien.

BI juga berupaya untuk mendorong kredit perbankan dan mendorong pengembangan kluster berorientasi ekspor.

"Kami juga mendorong percepatan investasi dengan kepersertaan dalam regional investment forum jadi BI dan Pemprov DIY secara aktif ikut dalam forum-forum investasi," pungkas Budi.

Baca juga : Suku Bunga Acuan AS Diprediksi Mencapai 3 Persen, Ini Antisipasi BI

Kompas TV Bank Indonesia memperketat regulasi untuk bisnis uang elektronik untuk perlindungan konsumen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com