"Kalau butuh kontrol ke rumah sakit, kami jemput hingga selesai kami antar pulang," tutur Kristika yang berlatar belakang psikolog ini.
Baca juga: Kondisi Membaik, Seluruh Pasien Korban Miras Oplosan Dipulangkan
Program tersebut berlangsung secara kontinyu hingga pasien tersebut sembuh. Setiap tindak lanjut penanganan akan melibatkan disiplin ilmu dan penyesuaian kebutuhan pasien.
Misalnya jika pasien membutuhkan pendampingan psikologi, maka seorang psikolog akan datang ke rumah untuk menjalankan tugasnya. Begitu juga jika pasien membutuhkan pendampingan fisioterapi.
Namun, untuk bisa mengakses program ini, ada syarat dan ketentuan yang berlaku. Meski demikian, syaratnya cukup mudah karena utamanya adalah warga Kota Kediri. Pembuktiannya hanya dengan kartu identitas atau KTP.
Bagi warga seperti Sunarti, hal itu tentu sangat membantunya. Sunarti berasal dari keluarga kurang mampu. Dia dan keluarganya sebanyak tujuh orang tidak mempunyai rumah sendiri.
Dia hidup menumpang di rumah kakaknya dengan cara menempati bangunan seluas sekitar 4 meter x 5 meter. Di kamar ini keluarga Sunarti menghabiskan waktunya.
Selama sakit itu Sunarti dirawat oleh Eri Setijo (55), suami dan anak-anaknya. Suaminya selama ini bekerja sebagai pengamen dengan penghasilan yang pas-pasan.
"Istri saya sakit sejak tahun 2002 yang lalu," ujar Pak Yok, panggilan Eri Setijo.
Pak Yok menambahkan, dia merasa beruntung mempunyai keluarga yang cukup peduli dengan istrinya sehingga beban di pundaknya sedikit enteng.
Begitu juga dengan adanya program Home Care ini, menurut dia, semakin meringankan beban yang ditanggungnya.
"Saya tidak bisa membalas apa-apa, tapi saya sangat berterima kasih," pungkasnya dengan nada suara bergetar.