Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LSI Sebut Calon Beristri Banyak di Pilkada Jabar Paling Tak Diinginkan Pemilih

Kompas.com - 17/04/2018, 13:11 WIB
Irwan Nugraha,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Citra Komunikasi Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Toto Izul Fatah mengatakan, calon gubernur atau wakil gubernur yang diketahui memiliki istri lebih satu atau berpoligami paling tak diinginkan oleh pemilih di Jawa Barat.

Sesuai hasil survei terbarunya, muncul fenomena mengejutkan bahwa 81,4 persen responden tak akan memilih calon yang diketahui beristri banyak.

"Di Jawa Barat muncul angka sampai 81,4 persen tidak bersedia memilih atau dipimpin oleh calon yang berpoligami. Pertanyaannya adalah seberapa publik mengetahui? Kalau ada atau sampai diketahui publik bahwa ada calon yang berpoligami, maka akan memberikan pengaruh buruk bagi calon tersebut," jelas Toto saat dihubungi, Selasa (17/4/2018).

Ditambahkan Toto, pihaknya seperti biasa menyisipkan beberapa pertanyaan yang dianggap memiliki resistensi tinggi selain survei pokok elektabikitas dan popularitas. Tanpa diduga, respons terhadap calon yang berpoligami angka penolakannya sangat tinggi dan menjadi isu sentral di kalangan masyarakat Jawa Barat.

"Di luar dugaan isu calon poligami itu paling tinggi resistensinya," tambah dia.

Baca juga : Deddy-Dedi Unggul di Survei LSI, Ini Tanggapan Ridwan Kamil

Pihaknya pun menilai, poin ini harus diperhatikan serius oleh para calon yang sekarang mengikuti perhelatan pemilihan gubernur Jawa Barat. Jika sampai isu ini diketahui publik dan malah justru sudah diketahui ada di antara calon yang berpoligami, akan mengurangi peluang kemenangannya.

"Tapi mudah-mudahan tidak ada para calon di Pilgub Jabar yang berpoligami. Oh, untuk dalam pelaksanaan survei kita tidak menggalinya lebih spesifik masalah pertanyaan termasuk tentang poligami," ungkapnya.

Sejatinya, menurut Toto, dalam penilaian kans kemenangan melalui hasil survei yang biasa dilakukannya ada dua hukum standar. Yakni angka dari faktor keterkenalan dan kesukaan bagi para pasangan calon. Jika dua variabel tersebut dimiliki oleh pasangan calon paling tinggi, maka kans kemenangannya pun akan semakin tinggi.

"Sekarang di Pilgub Jabar, hanya dua pasangan saja yang sudah memenuhi hukum besi standar tersebut yaitu Dua DM dan Rindu. Sedangkan pasangan lainnya masih terkendala dengan pengenalan dan kesukaan," tambahnya.

Citra Komunikasi LSI sebelumnya merilis hasil survei terbaru terkait kandidat di Pilkada Jawa Barat.

Hasilnya, pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (DM4Jabar) meraih elektabilitas tertinggi dengan nilai 43,2 persen.

Baca juga : Survei LSI: Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi 43,2 Persen dan Ridwan-Uu 39,3 Persen

Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum atau Rindu menyusul di belakang pasangan DM4Jabar dengan raihan elektabilitas sebesar 39,3 persen. Kemudian, Sudrajat-Ahmad Syaikhu atau pasangan Asyik memiliki angka elektabilitas sebesar 8,2 persen. Terakhir, TB Hasanudin-Anton Charliyan atau pasangan Hasanah berada di posisi paling buncit di angka 4,1 persen.

Survei yang mengikutsertakan 440 responden ini menyisakan angka 5,2 persen untuk jumlah pemilih Jabar yang belum menentukan pilihan. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan margin of error sebesar 4,8 persen. 

Kompas TV Debat publik pertama Pilkada Jawa Barat digelar debat Senin malam (12/3) diikuti oleh keempat pasangan calon gubernur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com