"Ini tujuannya untuk furnitur dan dinding pembatas," tutur Ragil.
Baca juga: Pemuda Ini Sulap Kotoran Gajah Jadi Lukisan Bernilai Seni dan Ekonomi Tinggi
Menurut dia, potensi kotoran gajah sangatlah besar. Sebab, satu ekor gajah dalam sehari mengeluarkan hampir 100 kilogram kotoran.
"Hampir separuhnya bisa digunakan karena gajah itu hanya bisa mencerna sekitar 30 persen sampai 45 persen," ucapnya.
Saat ini papan komposit dari bahan kotoran gajah yang dihasilkan oleh Laboratorium Rekayasa Biomaterial Fakultas Kehutanan UGM masih dalam bentuk display berukuran 25 cm x 25 cm dengan ketebalan 1 cm.
"Untuk membuat papan komposit ukuran 25 cm x 25 cm dengan tebal 1 cm, kami membutuhkan 400 gram kotoran gajah dan 100 gram perekat," ujar Ragil.
Papan komposit ini pun telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Bahkan, berdasarkan hasil uji lengkung, uji tarik, uji lengkung basah, dan uji rendam, papan komposit dari kotoran gajah ini memiliki kualitas di atas standar yang ditentukan oleh Japanese Industrial.
"Yang skala kecil kami sudah berhasil. Harapannya bisa membuat untuk skala yang lebih besar," ungkapnya.
Baca juga: Ada Kertas dari Kotoran Gajah, Kok Bisa?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.