Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita Populer: Harimau Bonita yang Misterius dan Kisah Bulan Merindukan Kursi Roda

Kompas.com - 22/03/2018, 07:05 WIB
Amir Sodikin

Editor

1. Harimau Bonita yang Misterius, Bangun Lagi Setelah Ditembak hingga Peluru Petugas yang Terus Mental

Sudah hampir tiga bulan berlalu sejak seekor harimau sumatera yang kemudian diberi nama harimau Bonita menerkam warga untuk pertama kalinya pada 3 Januari 2018. Pada hari itu, harimau Bonita menerkam Jumiati hingga tewas di wilayah Kampung Danau, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.

Lalu, pada 10 Maret 2018, dia kembali menerkam seorang warga. Yusri Effendi namanya. Dia diserang saat bekerja membangun sarang burung walet.

Hingga saat ini, Bonita belum juga tertangkap. Belum tertangkapnya Bonita bukan karena tak ada upaya sama sekali. Tembak bius sudah dilakukan berulang kali, posko penyelamatan sudah dibangun, kadar obat bius sudah ditambah, dan 12 perangkap sudah dipasang.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Suharyono mengatakan, tim mengalami kesulitan menangkap karena perilaku unik dan misterius dari harimau yang diperkirakan berusia 4-6 tahun itu.

Setelah harimau Bonita menerkam Yusri, misalnya, saat itu warga mendesak petugas menembak Bonita dengan senjata berpeluru bius. Namun, lanjut Suharyono, keanehan terjadi.

Baca selengkapnya: Harimau Bonita yang Misterius, Bangun Lagi Setelah Ditembak hingga Peluru Petugas yang Terus Mental

 

2. Pendiri WhatsApp Ajak Netizen untuk Hapus Facebook

Cuitan Brian Acton, co-founder aplikasi Whatsapp, soal Facebook, Selasa (20/3/2018)Twitter.com Cuitan Brian Acton, co-founder aplikasi Whatsapp, soal Facebook, Selasa (20/3/2018)
Facebook tengah dilanda badai krisis kepercayaan setelah 50 juta data akun penggunanya dinyatakan bocor ke pihak yang tidak berhak.

Skandal ini mendapat perhatian banyak pihak, salah satunya mantan pendiri WhatsApp yang menyerukan ajakan "menghapus Facebook".

Melalui akun Twitter-nya, Brian Acton menuliskan tagar #DeleteFacebook (hapus Facebook). Kemudian tagar tersebut dibicarakan dan di-retweet oleh lebih dari 1.800 pengguna Twitter. Brian Acton merupakan salah satu pendiri WhatsApp yang bekerja bersama Jan Koum mengembangkan aplikasi ini.

Brian sempat bekerja selama kurang lebih empat tahun setelah WhatsApp diakuisisi Facebook. Ia kemudian meninggalkan Facebook dan mendirikan aplikasi pesan instan melalui Signal Foundation sekitar enam bulan lalu.

Dilansir KompasTekno dari CNET, Rabu (21/3/2018), pria yang dikenal telah lama berkecimpung di bidang enkripsi dan privasi data ini tidak menjelaskan secara rinci alasannya menuliskan tagar tersebut.

Meski sangat jelas, tagar ini berhubungan dengan skandal bocornya 50 juta data pengguna Facebook.

Baca selengkapnya: Pendiri WhatsApp Ajak Netizen untuk Hapus Facebook

 

3. Pemuda Muhammadiyah Siap Fasilitasi Debat Terbuka Luhut Vs Amien Rais

Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Rabu (27/12/2017). KOMPAS.com/ MOH NADLIR Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Rabu (27/12/2017).
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan siap memfasilitasi debat terbuka antara Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional Amien Rais.

Dahnil menyesalkan sikap Luhut yang justru marah dan mengancam akan membuka dosa Amien Rais terkait kritik yang dilontarkan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu.

Seharusnya, Luhut bisa menerima kritik Amien Rais secara terbuka. "Jika perlu tantang saja Pak Amien untuk berdialog dengan terbuka. Beliau sangat terbuka pasti. Kami siap fasilitasi dialog terbuka ini," kata Dahnil saat dihubungi, Selasa (20/3/2018) malam.

Baca juga : Pemuda Muhammadiyah Siap Fasilitasi Debat Terbuka Luhut Vs Amien Rais

 

4. Tahu Artidjo Alkostar Pimpin Sidang PK, Ahok Berdoa Hasil yang Terbaik

Terdakwa kasus penodaan agama, Basuki Tjahaja Purnama, memasuki ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Utara yang bertempat di Auditorium Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta, Selasa (21/2/2017). Materi persidangan adalah mendengarkan keterangan dari tiga ahli yang diajukan oleh jaksa penuntut umum. KOMPAS / YUNIADHI AGUNG Terdakwa kasus penodaan agama, Basuki Tjahaja Purnama, memasuki ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Utara yang bertempat di Auditorium Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta, Selasa (21/2/2017). Materi persidangan adalah mendengarkan keterangan dari tiga ahli yang diajukan oleh jaksa penuntut umum.
Basuki Tjahaja Purnama sudah mengetahui bahwa Hakim Agung Artidjo Alkostar ditunjuk sebagai pimpinan sidang peninjauan kembali (PK) vonis 2 tahun penjara yang diajukan mantan Gubernur DKI Jakarta itu ke Mahkamah Agung (MA).

Menurut kuasa hukumnya, Josefina Agatha Syukur, Ahok hanya berharap hasil yang terbaik. "Tanggapannya, ya, (dia minta) kita berdoa saja. Mau hakim siap juga kita enggak bisa pastikan hakimnya mau begini atau begitu," ujar Josefina di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Rabu (21/3/2018).

Josefina mengatakan, kepada para kuasa hukumnya, Ahok meminta agar tetap percaya bahwa siapa pun hakim yang menangani PK tersebut bisa mengambil keputusan secara bijak.

"Ya, kami berharap yang terbaik pasti. Iya (berharap bebas)," ujar Josefina.

Baca selengkapnya: Tahu Artidjo Alkostar Pimpin Sidang PK, Ahok Berdoa Hasil yang Terbaik  

 

5. Bulan, Bocah Difabel Sang Juara Kelas dan Kursi Roda Impian dari Jokowi

Namanya Bulan Karunia Rudianti. Usianya beranjak 10 tahun. Gadis kecil asal Pekanbaru, Riau, ini mendadak tenar karena surat yang ditulisnya untuk minta kursi roda kepada Presiden RI Joko Widodo. dok. Instagram Namanya Bulan Karunia Rudianti. Usianya beranjak 10 tahun. Gadis kecil asal Pekanbaru, Riau, ini mendadak tenar karena surat yang ditulisnya untuk minta kursi roda kepada Presiden RI Joko Widodo.
Namanya Bulan Karunia Rudianti. Usianya beranjak 10 tahun. Gadis kecil ini mendadak tenar karena surat yang ditulisnya untuk Presiden RI Joko Widodo.

Dalam suratnya, putri bungsu dari pasangan Rudi Arifin dan Purwanti yang tidak memiliki kaki ini meminta kursi roda kepada Jokowi. Purwanti, ibunda Bulan, mengatakan, Bulan adalah putri bungsu dari tiga bersaudara.

Bulan, menurut dia, adalah sosok anak perempuan yang tangguh. Saat hamil Bulan, Purwanti menuturkan, dia tak merasa ada keanehan sedikit pun. Hingga memasuki masa kandungan lima bulan, ia sering merasa sakit yang luar biasa.

"Rasanya seperti mau melahirkan saja. Sakitnya tak tertahankan. Sempat saya minta ke dokter biar dikeluarkan saja (bayinya), tetapi dokter bilang enggak usah, lagian bayinya sudah lengkap. Dikasih obat saja," ungkap Purwanti, Senin (19/3/2018).

Kemudian, hingga kandungan memasuki usia delapan bulan, saat USG dilakukan, mereka melihat janin di kandungannya tidak memiliki kaki.

"Saya tanya ke dokter. Dok, kok, kakinya tidak kelihatan. Dokter bilang ibu banyakin gerakan, seperti ngepel, sujud, biar posisi sang anak berubah dan kakinya kelihatan," ucapnya.

Baca selengkapnya: Bulan, Bocah Difabel Sang Juara Kelas dan Kursi Roda Impian dari Jokowi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com