Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Mata Bahagia Sang Ibu untuk TKI Ida

Kompas.com - 03/03/2018, 10:59 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Wajah Theresia Sose terlihat tegang saat berdiri di depan ruang kedatangan Bandara El Tari Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (2/3/2018) sore. Sesekali, ia menatap beberapa orang yang berada di dekat dia tanpa mengeluarkan senyum.

Tatapan wanita tua asal Desa Asumanu, Kecamatan Raihat, Kabupaten Belu, terus saja tertuju pada pintu keluar para penumpang pesawat yang turun dari bandara.

Sore itu, meski hujan deras tengah mengguyur Kota Kupang dan sekitarnya, tak mampu menahan derasnya kerinduan Theresia yang ingin bertemu dengan putri kandungnya Petronela Nahak alias Ida Nahak.

Maklumlah, sejak Tahun 2009, semenjak Ida pergi merantau ke Malaysia dan bekerja sebagai asisten rumah tangga, tidak pernah ada komunikasi antara keduanya. Theresia pun hanya pasrah dan terus berdoa, suatu saat pasti akan bertemu dengan anaknya itu.

Mengenakan baju blouse oranye bercampur kuning, dan kain sarung warna biru dengan alas kaki berupa sandal jepit merah, Theresia berdiri menunggu di baris paling depan pintu keluar.

Setiap penumpang yang keluar dari pintu, selalu ia perhatikan dengan seksama, seolah tak mau berkedip sekalipun.

Baca juga : Kisah TKI Ida, 7 Tahun Tak Digaji hingga Disekap Majikannya di Malaysia

Setelah menunggu kurang lebih setengah jam lamanya, Ida Nahak akhirnya keluar bersama seorang petugas BP3TKI berjalan bergegas menuju areal parkiran kendaraan.

Ida yang mengenakan topi merah dipadu dengan jaket levis biru dan celana jeans hitam, sempat tidak mengenali Theresia. Begitu juga sang ibu, yang hanya terdiam tanpa mengeluarkan suara begitu putrinya melintas di hadapannya.

Rupanya sudah lama tak bertemu muka, membuat keduanya hampir tak saling kenal. Seorang kerabat Ida kemudian memanggil nama Ida dan memberitahukan kalau ibunya sedang berdiri di dekatnya.

Baca juga : Jadi TKI 7 Tahun di Malaysia, Ida Dilarang Komunikasi dengan Keluarganya

Melihat sang ibu, Ida kemudian langsung berjalan cepat menuju ibunya. Keduanya lalu berpelukan lama sambil menangis, seolah tak ingin terpisah lagi. Pemandangan haru tersebut, membuat sejumlah wartawan dan warga mengabadikan momen itu melalui telepon genggam mereka masing-masing.

“Selama ini kami tidak pernah berkomunikasi dan kami hanya pasrah dan berdoa saja. Kami tidak tahu harus mengadu ke siapa. Syukurlah hari ini saya bisa bertemu anak saya,” ucap Theresia.

Theresia Sose mengaku keberangkatan anaknya tanpa sepengetahuan dia dan keluarganya. Menurut Theresia, ia baru tahu kalau Petronela bekerja di Malaysia, setelah mendapat kabar dari rohaniwan bahwa anak mereka kembali melalui Bandara El Tari Kupang.

"Saya minta terima kasih kepada pihak KJRI dan rohaniwan yang berhasil memulangkan anak saya dalam kondisi sehat," kata Theresia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com