Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Satpam Terkait Kematian Mantan Wakapolda Sumut yang Masih Misteri

Kompas.com - 01/03/2018, 17:44 WIB
Andi Hartik,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Hari ke-6, kematian mantan Wakapolda Sumatera Utara Kombes Pol (Purn) Agus Samad belum terungkap.

Jajaran kepolisian dari Polda Jawa Timur dan Polres Malang Kota masih menyelidiki penyebab kematian purnawirawan berusia 71 tahun itu.

Belum ada kepastian, kematian mantan perwira menengah Polri itu dibunuh atau bunuh diri. Setiap hari, polisi selalu mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) yang ada di Perum Bukit Dieng Blok MB 9 Kelurahan Pisangcandi, Kecamatan Sukun, Kota Malang untuk mendapatkan petunjuk kejadian.

Tidak ada satu orang pun saksi yang mengetahui penyebab kematian korban. Sebab, korban sedang sendirian di dalam rumah. Sementara istrinya, Suhartutik sedang berada di Bali untuk mengurus usaha rumah makannya.

Adalah Pawiyadi, satpam di perumahan itu yang pertama kali mendapat informasi tentang kejanggalan di rumah berpagar orange itu.

Baca juga : Kematian Mantan Wakapolda Sumut, Polda Jatim Kirim Sampel TKP ke Mabes Polri

Ketika itu, Pawiyadi diajak Bu Rahmad, salah satu warga di perumahan itu untuk mendobrak rumah korban, Sabtu (24/2/2018) sekitar 8.00 WIB. Alasannya, Bu Rahmad mendapat telepon dari istri korban yang ada di Bali bahwa korban tidak mengangkat saat ditelepon berkali-kali.

Telepon dari istri korban ke Bu Rahmad diberikan ke Pawiyadi agar percaya. Ketika itu, istri korban meminta pintu rumah didobrak untuk memastikan kondisi korban.

"Karena abah (korban) ditelepon umi (istri korban, Suhartutik) kok nggak diangkat. Saya jawab, ngapunten (mohon maaf) saya tidak berani mendobrak. Umi telepon ke Mas Timur (Timur Dikman, anak korban) saja barangkali ada kunci serep," kata Pawiyadi kepada Kompas.com, Kamis (1/3/2018).

Kendati demikian, Bu Rahmad dan Bu Prawoto mendesak Pawiyadi supaya mendobrak pintu rumah tersebut. Akhirnya, Gunaryo, satpam lainnya memenuhi ajakan Bu Rahmad, sedangkan Pawiyadi mendatangi rumah ketua RT untuk melaporkan kejanggalan itu.

"Karena ibu-ibu memaksa, akhirnya saya dobrak pintunya," kata Gunaryo.

Ketika pintu berhasil didobrak, dua perempuan itu langsung masuk. Mereka lantas mendapati ceceran darah dan mendapati korban telah meninggal di taman belakang rumah.

Baca juga : Sebelum Tewas, Mantan Wakapolda Sumut Ingin Sekolahkan Anak PRT-nya

Pertama kali ditemukan, korban dalam posisi miring sedikit tengkurap. Terdapat luka sayat pada kedua pergelangan tangannya. Sementara kedua kakinya terikat tali rafia. Salah satu ujung tali rafia terikat ke pagar di lantai tiga.

Sampai saat ini, polisi masih kesulitan mengungkap kematian mantan perwira menengah Polri kelahiran Bukit Tinggi itu. Bahkan, tim Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri sampai turun mengidenfikasi langsung TKP kematian korban.

Kompas TV Pihak kepolisian dari Polres Malang Kota melakukan uji labfor terhadap temuan bukti kasus tewasnya mantan Wakapolda Sumatera Utara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com