Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Banjir Cimanuk: Saya Tidak Bisa Berkata-Kata Lagi, Seperti Mimpi...

Kompas.com - 10/02/2018, 19:17 WIB
Ari Maulana Karang,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com - Mata Dedeh berkaca-kaca begitu namanya dipanggil oleh pembawa acara penyerahan rumah bagi korban banjir bandang di Desa Lengkong Jaya, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Dedeh tak mampu menahan tangisnya setelah selama setahun lebih tinggal di hunian sementara, Sabtu (10/2/2018), dia akan mendapatkan rumah baru sebagai pengganti rumahnya yang hanyut disapu luapan Sungai Cimanuk pada 20 September 2016 lalu.

Selain Dedeh, masih ada Aep Saepudin (56) dan 103 korban banjir bandang Cimanuk lainnya yang pada kesempatan yang sama menerima rumah baru setelah satu tahun lebih tinggal di hunian sementara. Seperti halnya Dedeh, Aep pun tak sanggup berkata-kata banyak ketika ditanya perasaannya menerima rumah baru.

"Saya sudah tidak bisa berkata-kata lagi Pak, bangga, seperti mimpi," ucap Aep sambil terisak haru.

Aep dan Dedeh bersama 103 korban banjir lainnya dikumpulkan Pemkab Garut di lokasi perumahan baru bagi korban banjir di Kelurahan Lengkong jaya Kecamatan Karangpawitan. Mereka akan mengambil undian secara acak untuk menentukan rumah milik mereka.

(Baca juga: Bentrok, Pengemudi Taksi Online dengan Sekelompok Orang di Terminal Bogor)

Rumah yang dibangun oleh berbagai lembaga tersebut, memiliki luas tanah seluas 70 meter persegi dan dibangun dengan type 36, dua kamar, satu kamar tengah dan satu kamar mandi.

Setelah mengambil nomor undian, para korban banjir pun secara serentak membuka nomor undian dengan disaksikan Wakil Bupati Garut dr Helmi Budiman. Begitu nomor undian dibuka, tangis haru para korban banjir pun tumpah mensyukuri apa yang mereka terima.

Atep Koswara (41), misalnya, bapak beranak empat ini, langsung sujud syukur bersama istrinya Lian Nurliana begitu masuk ke dalam rumah barunya. Calo angkutan umum tersebut, mengaku sangat bersyukur bisa mendapatkan rumah baru yang lebih besar dari rumahnya dahulu yang habis tersapu banjir bandang sungai Cimanuk.

"Rumah saya dulu ukurannya hanya 4x6, meter, hanya ada satu kamar, sekarang ada dua kamar di rumah," ungkap warga Kampung Denpal, Kelurahan Pakuwon, Kecamatan Garut Kota, tersebut.

Atep yang selama setahun lebih tinggal di hunian sementara kantor LPSE Kabupaten Garut, merasa lebih beruntung lagi, karena rumah yang didapat dari pengundian, telah diisi kasur di dua kamarnya serta meja makan di ruang tengah.

Raut bahagia juga sangat tampak di wajah Lian Nurliana, istri Aep. Lian mengaku tak pernah membayangkan bisa mendapatkan rumah permanen apalagi setelah rumah yang dibangun bersama suaminya sejak tahun 2005 lalu, disapu habis oleh banjir bandang Cimanuk.

"Dulu yang terfikir sempat mau ngontrak rumah saja, Alhamdulillah ternyata dikasih rumah baru oleh pemerintah," kata Lian.

Aep Saepudin, korban banjir lainnya, saat ditemui di rumah barunya mengakui, kondisi rumah baru yang diterimanya jauh lebih baik dari rumahnya yang dulu. Rumahnya yang tersapu banjir bandang hanya memiliki satu kamar. Padahal, ada 7 anaknya yang tinggal di rumahnya.

Belum semua warga

Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengaku, belum semua korban banjir bandang Cimanuk bisa menerima rumah baru. Karena, ada lebih dari 1200 kepala keluarga yang akan menerima rumah baru. Namun, dirinya memastikan, tahun 2018 ini semua sudah bisa menempati rumah baru.

"Saya mohon maaf kepada korban banjir yang lain yang belum bisa menerima rumah, sekarang belum semua rumah selesai, pengerjaannya bertahap, insyaAllah tahun ini semua selesai," tutur Helmi.

(Baca juga: Enam Pengungsi Banjir Cimanuk yang Keracunan Makanan Masih Dirawat)

Helmi sendiri mengaku merasa terharu melihat para korban banjir bandang mendapatkan rumah baru.

Awalnya, dia sempat bingung bagaimana bisa memberi hunian baru bagi para korban banjir Cimanuk yang jumlahnya ribuan. Namun, karena kepedulian semua pihak, termasuk dunia internasional, akhirnya secara bertahap rumah-rumah baru bisa dibangun.

"Jadi Pemda memfasilitasi tanah untuk rumah baru, yang bangun dari lembaga-lembaga masyarakat hingga pemerintah, sifatnya donasi, banyak lembaga yang bantu hingga Qatar Charity yang rencananya hanya mau bangun 100 rumah jadi 120 rumah setelah melihat keseriusan pemerintah daerah," katanya.

Helmi berharap, di tempat yang baru, para korban banjir Sungai Cimanuk bisa hidup lebih nyaman dan aman hingga bisa membawa barokah.

Helmi pun mengucapkan terima kasih kepada lembaga-lembaga yang telah mau membantu membangunkan rumah bagi para korban banjir bandang di Garut.

"Kami hanya bisa mendoakan agar semua yang telah membantu bisa mendapatkan ganjaran yang setimpal dan rejekinya lebih berlimpah," kata Helmi.

Masih dibangun

Di Kelurahan Lengkong Jaya, Kecamatan Karangpawitan, ada sekitar 120 rumah baru yang dibangun bagi korban banjir bandang Cimanuk. Namun, baru 103 rumah yang telah dibagikan.

Oleh karena itu, sisanya masih dalam proses pembangunan. Selain di Kelurahan Lengkong Jaya, kawasan perumahan baru yang telah selesai dibangun ada juga di Kelurahan Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul, sebanyak 42 rumah yang saat ini telah mulai dihuni para korban banjir.

Lokasi-lokasi lain tempat pembangunan rumah bagi korban banjir bandang Sungai Cimanuk diantaranya di Kelurahan Margasari Kecamatan Garut Kota, di Ciroyom, Samarang dan Kecamatan Karangpawitan.

"Korban banjir yang rusak ringan, nanti juga akan dapat kompensasi, kita akan kasih uang kadeudeuh," ungkap Helmi.

Korban banjir yang menerima rumah baru sendiri adalah mereka yang rumahnya habis tersapu banjir bandang hingga rusak berat.

Skema pemberian rumah sendiri adalah dengan skema asset by asset, lokasi rumah warga yang menerima rumah baru di lokasi banjir, akan menjadi aset pemerintah dengan kompensasi rumah baru.

Murni Alit Baginda, Chief Program Officer Rumah Zakat, yang mewakili para donatur yang membangun rumah tapak bagi para korban banjir bandang mengungkapkan, rumah yang dibangun merupakan hasil donasi yang dihimpun Rumah Zakat dan lembaga lainnya di tahun 2017.

Selain membangun rumah tapak, pihaknya pun, menurut Murni, siap memberikan pendampingan dalam bentuk program Desa Berdaya bagi para korban banjir di hunian barunya.

"Bentuk programnya bisa pemberdayaan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat, setelah nanti mereka menempati rumah baru," ungkap Murni.

 

Kompas TV Banjir sudah tiga hari menggenangi permukiman warga Kampung Arus, Jakarta Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com