Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Gempa Sukabumi dan Banten, Wisata Air Panas Diwak Ditinggal Pengunjung

Kompas.com - 10/02/2018, 14:41 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

Andi mengakui banyak pengunjung yang kecewa. Pihaknya menginformasikan kondisi tersebut setiap ada pengunjung yang hendak berendam.

"Saya sudah beritahu, kalau mau coba dulu saja. Kalau tidak mau, ya ndak usah mbayar," ucapnya.

Harga tiket masuk di pemandian air panas Diwak ini Rp 3 ribu per orang. Tersedia dua kolam untuk pria dan satu kolam wanita. Terdapat kamar ganti dan toilet serta kamar bilas.

Pada hari biasa, kata Andi, jumlah pengunjung mencapai 50 orang. Sedangkan pada akhir meningkat lima kali lipat menjadi 250 hingga 300 orang.

(Baca juga: Kisah Pengungsi Gempa Lebak yang Dibayangi Ancaman Tanah Bergerak)

Namun setelah debitnya mengecil dan kurang panas, jumlah pengunjungnya turun drastis.

"Sekarang hari biasa paling 15 sampai 20 orang, sabtu minggu paling banyak 150 orang," ujarnya.

Pengelola tidak bisa memprediksi kapan kondisi ini berakhir. Namun warga masih berharap, sumber air panas di desa Diwak ini akan kembali normal.

Andi mengatakan, kondisi serupa pernah terjadi tahun 2006 bersamaan dengan peristiwa gempa Yogyakarta. Namun lambat sumber air panas muncul kembali.

"Pernah gempa Jogja itu sempat hilang total selama tujuh bulan, setelah itu keluar lagi. Mungkin sumbernya itu kaya nutup gitu," tuntasnya.

Terpisah Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang Dewi Pramuningsih mengatakan belum mengetahui permasalahan tersebut.

"Coba besok kita cek ya," kata Dewi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com