Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pengungsi Gempa Lebak yang Dibayangi Ancaman Tanah Bergerak

Kompas.com - 29/01/2018, 08:00 WIB
Budiyanto

Penulis

SUKABUMI, KOMPAS.com - Sejumlah pengungsi berkerumun di sekitar pos pengungsian Kampung Cigeledug, Desa Bantarsari, Kecamatan Pabuaran, Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (27/1/2018) sekitar pukul 16.00 WIB. Mereka sedang menikmati suasana sore hari itu.

Permukiman di Kampung Cigeledug ini terletak di lahan perbukitan dengan lerengan yang terjal. Sebelum gempa bermagnitudo 6,1 berpusat di Lebak, Banten, Selasa (23/1/2018) siang lalu, kawasan permukiman di perbukitan hutan pinus ini termasuk rawan pergerakan tanah.

Mayoritas penduduk di Kampung Cigeledug ini juga merupakan masyarakat pindahan dari Kampung Batulayang yang pada tahun 1984 menjadi korban bencana pergerakan tanah. Akibat pergerakan tanah yang terjadi setelah maghrib, ratusan rumah rusak.

Selain Kampung Cigeledug, ada beberapa kampung tetangga lainnya yang juga terdampak gempa Lebak tersebut. Di antaranya Kampung Datarkondang, Pasirmenyan dan Situgede. Kampung-kampung tersebut juga dihuni para korban bencana tahun 1984.

''Kami semua yang bermukim sekarang di sini adalah warga yang menjadi korban tanah amblas awal 1984,'' ungkap Ketua RT Kaedin (60) dalam perbincangan dengan Kompas.com di Kampung Cigeledug, Sabtu petang.

(Baca juga: Lintasi Medan Berat, Penyaluran Bantuan Korban Gempa Lebak Terkendala)

Dia menuturkan peristiwa pergerakan tanah yang terjadi pada 30 tahun lalu itu awalnya terjadi malam hari. Saat itu warga yang mengalami rumahnya rusak langsung diungsikan ke rumah-rumah warga yang tidak mengalami kerusakan.

''Seingat saya malam Sabtu pukul 19.00 WIB. Terasa ada getaran kencang, saat dicek tanah di sekitar kampung awalnya amblas, turun sekitar satu jengkal, namun hingga subuh sudah dua meteran,'' tutur dia sambil mengingat-ingat.

''Siang harinya akibat pergerakan tanah itu tanah amblas sedalam dua meter dengan panjang mencapai 2.000 meter. Luas keseluruhan mencapai 350 hektar,'' sambungnya.

Menurut Kaedin, rumah warga yang rusak saat itu mencapai 300 unit rumah. Di dalamnya ada yang dihuni satu kepala keluarga (KK) dan lebih dari dua KK. Semua warga direlokasi ke beberapa tempat terdekat.

Saat ini, para korban bencana gerakan tanah tahun 1984 itu tersebar dan menempati lahan-lahan di antaranya di Kampung Cigeledug, Datarkondang, Situgede dan Pasirmenyan.

''Lahan-lahan yang dipakai relokasi ini merupakan tanah warga yang awalnya menjadi lahan pertanian,'' ujar Kaedin sambil menunjuk ke lokasi Kampung Batulayang yang saat ini menjadi lahan pertanian.

(Baca juga: Takut Gempa Susulan, Warga Sukabumi Tidur di Tenda Pengungsian)

Pantauan Kompas.com, khususnya di Kampung Cigeledug terdapat bekas-bekas lubang-lubang tanah memanjang diduga bekas pergerakan tanah yang sudah ditutupi kembali. Lokasi tanah yang ditutup kembali hampir mengeliling perkampungan.

''Ini awalnya lubang sedalam dua jengkal tangan dewasa dan memanjang. Kejadiannya setelah gempa, sekarang sudah kami tutup, karena takut amblas,'' ujar salah seorang warga, Asep yang mengajak Kompas.com untuk mengecek ke beberapa lokasi.

Data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi mencatat bahwa Kecamatan Pabuaran merupakan salah satu lokasi terdampak gempa Lebak terbesar di Sukabumi, setelah Kecamatan Kabandungan dan Cikakak.

''Kalau Cikakak dan Kabandungan, lokasinya memang bisa dibilang dekat dengan pusat gempa di Lebak, Banten. Kalau Pabuaran ini sangat jauh,'' kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi, Maman Suherman kepada Kompas.com di kantornya, Kamis (25/1/2018) lalu.

Maman menjelaskan berdasarkan laporan sekitar dua bulan yang lalu di wilayah Pabuaran telah terjadi bencana pergerakan tanah. Terbukti dengan adanya beberapa lahan seperti areal persawahan, jalan yang rusak akibat pergerakan tanah.

''Untuk kasus ini, apakah gempa Lebak ini menjadi pemicu pergerakan tanah sehingga di Pabuaran banyak yang terdampak. Kami belum bisa menyimpulkan, masih perlu analisa dan penelitian yang mendalam,'' pungkas Maman.

 

Kompas TV Dua hari pascagempa 6,1 Magnitudo warga Lebak Banten mulai membersihkan rumah yang mengalami kerusakan akibat gempa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com