Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangis Haru Mak Iting yang Rumahnya Rusak akibat Gempa Banten

Kompas.com - 24/01/2018, 21:22 WIB
Budiyanto

Penulis


SUKABUMI, KOMPAS.com - Seorang nenek, Mak Iting (75), didampingi suaminya, Abah Okih (80), menangis terharu saat menerima bantuan dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (24/1/2018) siang.

Beberapa kali Mak Iting mengucapkan terima kasih kepada perwakilan PMI yang menyerahkan bantuan tersebut. Bahkan Mak Iting sempat mendoakan agar para donatur mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.

"Insya Allah mendapatkan balasan berlipat ganda dari Allah dan dipanjangkan umurnya, dimudahkan rezekinya," ungkap Mak Iting sambil menepuk-nepuk pundak seorang anggota PMI Kabupaten Sukabumi, Atep Maulana, seusai menerima bantuan.

Pasangan suami istri lanjut usia ini mendapatkan bantuan dari PMI karena rumahnya rusak terdampak gempa bermagnitudo 6,1 di Lebak, Banten, pada Selasa (23/1/2018) pukul 13.34 WIB. Bantuan disalurkan dalam tahap darurat berupa family kit dan terpalin.

Mak Iting dan Abah Okih yang mulai terganggu pendengarannya karena usianya itu tinggal berdua di rumah mereka di Kampung Pangkalan RT 23 RW 05 Desa Padaasih, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi. Sementara itu, anak-anaknya sudah menikah dan berada di beberapa tempat.

Baca juga: Gempa Lebak, Ratusan Bangunan di Jabar Rusak, 8 Orang Luka-luka

Pada kesempatan itu, Mak Iting menceritakan, akibat gempa itu hingga bagian belakang rumahnya, tepatnya dapur yang ambruk. Bahkan mengakibatkan bagian atas rumah ikut rusak dan dikhawatirkan ambruk.

"Saat kejadian, Emak sedang menyalakan tungku di dapur. Tiba-tiba merasakan gempa yang besar, mau keluar tiba-tiba atap ambruk," tutur Mak Iting kepada Kompas.com di sela-sela penyerahan bantuan.

"Suami saya (Abah Okih) malahan terkena balok yang ambruk mengenai ke pundaknya dan sempat terjatuh. Alhamdulillah kami semua selamat," sambung dia.

Saat ini, lanjut dia, karena khawatir ada gempa susulan dan bangunan rumah ambruk, akhirnya mengungsi ke rumah salah satu anaknya di sekitar kampung setempat.

"Sekarang menginap di rumah anak saya. Dari pagi ke sini sambil bersih-bersih yang ambruk," kata Mak Iting.

Sementara itu, staf Humas PMI Kabupaten Sukabumi, Atep Maulana, menjelaskan, dalam tahap tanggap darurat pasca-gempa di Lebak, pihaknya sudah mengerahkan para sukarelawan PMI ke beberapa lokasi terdampak.

"Selain mengerahkan sukarelawan, kami juga menyalurkan bantuan tahap darurat untuk keluarga yang terdampak gempa. Hal ini kami lakukan untuk membantu meringankan para korban," kata Atep kepada Kompas.com seusai menyerahkan bantuan.

Rumah pasangan lanjut usia rusak akibat gempa Lebak di Kampung Pangkalan, Desa Padaasih, Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (24/1/2018). KOMPAS.com/BUDIYANTO Rumah pasangan lanjut usia rusak akibat gempa Lebak di Kampung Pangkalan, Desa Padaasih, Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (24/1/2018).

Akibat gempa di Lebak, di wilayah Kabupaten Sukabumi berdampak pada kerusakan bangunan yang tersebar sedikitnya di 36 dari 47 kecamatan. Bangunan yang rusak meliputi rumah, sarana pendidikan, sarana ibadah, sarana kesehatan, dan sarana umum lainnya.

Data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi hingga Rabu (24/1/2018) pukul 08.30 WIB mencatat dampak gempa di Lebak terjadi di 39 dari 47 kecamatan.

Akibatnya, bangunan rumah rusak sebanyak 1.218 unit, meliputi rusak berat 213 unit, rusak sedang 331 unit, dan rusak ringan 674 unit.

"Rumah rusak itu dihuni sebanyak 1.320 kepala keluarga berjumlah 3.924 jiwa. Selain berdampak pada kerusakan bangunan, terdapat 10 warga mengalami luka ringan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Usman Jaelani, Rabu sore.

Adapun bangunan fasilitas umum yang rusak yaitu empat sekolah dasar sebanyak empat unit, masjid/mushala empat unit, majelis taklim satu unit, jalan satu lokasi, tempat usaha satu unit, dan rumah sakit dua unit.

Kompas TV Di Lebak Banten lebih dari 1.000 rumah rusak akibat gempa. Rumah-rumah ini tersebar di 13 kecamatan. Saat ini warga mulai memperbaiki tempat tinggal mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com