Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Terima Kasih Pak Polisi, Kami Bisa Belajar dengan Tenang”

Kompas.com - 27/01/2018, 07:11 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Gerimis pagi itu tak menyurutkan semangat puluhan murid SD Pararel Natarakade menunggu kedatangan Kapolres Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) AKBP Gusti Maycandra Lesmana dan jajarannya.

Hujan deras baru saja reda. Para siswa berlarian kecil menuju jalan masuk ke sekolah. Meski tanah masih berair dan berlumpur, mereka tak peduli dan tetap saja melangkah.

Mereka membawa beberapa poster kecil yang bertuliskan, “Kami Bangga Polisi Ada di Sekolah Kami”, “Terima Kasih Pak Polisi, Kami Bisa Belajar dengan Tenang”, “Terima Kasih Pak Polisi Sudah Menjadi Sahabat Kami”, “Kami Cinta dan Bangga Kepada Polres Sumba Barat” dan "Kami Sangat Terbantu dengan Kehadiran Pak Polisi di Sekolah Kami".

Ivoni Putri Lende, satu di antara para siswa terlihat begitu antusias menyambut kedatangan orang nomor satu di jajaran Polres Sumba Barat.

Siswi Kelas IV itu memegang poster bertuliskan "Terima Kasih Pak Polisi Kami Bisa Belajar dengan Tenang”.

Mengenakan sepatu berwarna hitam yang telah basah dan sedikit berlumpur di bagian samping kiri dan kanan, Ivoni bersama teman-temannya berbaris rapi di sepanjang jalan menuju sekolah.

Baca juga : Telat Naikkan Bendera, Murid SD Dianiaya Kepala Sekolah

Ivoni dan 95 orang rekannya yang lain, termasuk para guru, hari itu Rabu (24/1/2018), bersemangat dan gembira, karena hari itu akan ada peresmian dua unit kelas baru oleh Kapolres Sumba Barat.

Dua unit ruangan kelas yang dibangun secara permanen itu adalah bantuan dari Polres Sumba Barat yang peduli terhadap bangunan sekolah mereka yang sebelumnya dalam kondisi reyot.

"Terima kasih kepada pak polisi yang sudah membantu kami membangun ruang kelas baru. Sekarang kami bisa belajar dengan tenang,” ucap Ivoni.

Ivoni juga berterima kasih kepada Brigadir Kepala (Bripka) Burhan Bhanin, kepala Unit Bimbingan Masyarakat Kepolisian Sektor Loli, Kabupaten Sumba Barat, yang selama ini mengajari mereka secara sukarela.

"Semua bantuan ini karena Pak Burhan. Beliau yang selama ini mengajari kami pelajaran matematika," kata Ivoni.

Tepat pukul 11.00 Wita, Kapolres Sumba Barat AKBP Gusti Maycandra Lesmana bersama Kasat Lantas AKP Imanuel Zakarias, Kapolsek Loli Ipda Heru Teguh Prasetyo, Kanit Binmas Polsek Loli Bripka Burhan, tiba di sekolah dan langsung menuju tenda acara persis di depan ruang kelas baru.

Mereka disambut kepala Desa Karekanduku Selatan, Kecamatan Tanarighu, kepala sekolah, para guru dan orangtua murid serta masyarakat setempat.

"Hari ini kami dari Polres Sumba Barat mau menyerahkan dua unit sekolah baru ini yang merupakan hasil swadaya kami sendiri untuk membantu mewujudkan dan meningkatkan pendidikan dan pengetahuan anak-anak di sekolah ini," kata AKBP Gusti.

"Kalau dulu sekolahnya sangat sederhana dan reyot, kini sudah mulai layak buat adik-adik belajar. Semoga ini tempat bermanfaat," sambungnya.

Gusti mengatakan akan berusaha berbicara dengan bupati dan DPRD setempat untuk membantu penambahan ruang kelas baru, karena menurutnya masih kurang empat ruang kelas lagi.

"Harapan kami, agar adik-adik sebagai penerus bangsa bisa meningkat pengetahuannya tentang semua mata pelajaran yang diajarkan oleh guru guru," ujarnya.

Sementara itu Bripka Burhan Bhanin yang juga adalah guru sukarela di sekolah itu mengaku berbahagia dengan bantuan bangunan sekolah. Bantuan itu sangat bermanfaat bagi para siswa dan guru.

"Saya dan teman teman guru sangat berterima kasih sekali atas adanya bantuan bangunan sekolah dari Polres Sumba Barat. Semoga dengan adanya bangunan ini, guru-guru semakin termotivasi untuk semangat mengajar dan anak-anak semakin semangat belajarnya," ujarnya.

Baca juga : Inspiratif, Bripka Muhamad Arifudin Tularkan Semangat Membaca di Desa Nelayan

Menurut Burhan, jumlah murid di sekolah itu sebanyak 96 orang dan guru 5 orang. Sebelum ada ruangan baru, hanya ada tiga ruangan di sekolah ini yang digunakan untuk lima rombongan belajar. Kelas I dan II secara bergantian menggunakan satu ruangan, sedangkan dua ruangan lain untuk kelas III, IV dan V.

Dua ruang kelas baru itu, lanjut Burhan, akan dipergunakan bagi siswa dan siswa kelas I dan II. Sedangkan kelas III hingga V akan menggunakan bangunan yang lama.

"Harapan saya, semoga ke depannya ada lagi bantuan bangunan gedung sekolah, sehingga semua murid bisa belajar dengan aman dan tenang, tanpa menggunakan ruangan reyot lagi, karena pendidikan itu sangatlah penting untuk meningkatkan sumber daya manusia," sebutnya.

Awalnya mencari penjahat

Dari balik bilah-bilah bambu yang disusun menjadi dinding, suara Burhan Bhanin (38) terdengar jelas hingga seisi ruangan.

Hari itu, polisi berpangkat Brigadir Kepala tersebut mengajar pelajaran matematika pada murid-murid SD Pararel Natarakade, Desa Karekanduku Selatan, Kecamatan Tanarighu, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur.

Ruang kelas tempat Burhan mengajar tidak seperti ruangan kokoh seperti pada sekolah-sekolah di kota besar.

Tempat itu hanya berupa bilik beralaskan tanah yang dibatasi belahan-belahan bambu sebagai penyekat ruangan.

Murid-muridnya, yang berjumlah belasan orang, duduk berjejer di bangku panjang dari selembar kayu. Mejanya juga dari lembaran kayu selebar bangku.

Di tempat inilah, Burhan kerap meluangkan waktu untuk mendidik siswa-siswi di tempat ini.

Kepala Unit Bimbingan Masyarakat Kepolisian Sektor Loli, Kabupaten Sumba Barat, itu mengajar secara sukarela. Bukan atas perintah pimpinan, melainkan atas dorongan hatinya setelah melihat kondisi sekolah yang memprihatinkan itu.

"Awalnya saya datang ke desa untuk menangkap pelaku kejahatan. Namun, saat memutar mobil untuk pulang, tanpa sengaja saya lihat kondisi sekolah ini. Karena itu muncul keinginan dalam hati saya untuk membantu dan mengabdi di sekolah ini secara sukarela sebagai pengajar," kata Burhan.

(Baca juga berita terkait: Awalnya Memburu Penjahat, Kini Bripka Burhan Ikut Mengajar di Sekolah Reot)

Selain berdinding bambu dan beralaskan tanah, sekolah ini hanya beratapkan seng. Sebuah lubang besar terlihat di bagian atap akibat seng yang terlepas karena angin kencang.

Hanya ada tiga ruangan di sekolah ini yang digunakan untuk empat rombongan belajar. Kelas I dan II secara bergantian menggunakan satu ruangan, sedangkan dua ruangan lain untuk kelas III dan IV.

Sejak tahun lalu, Burhan mengajar dua kali dalam sepekan di sekolah tersebut. Pria kelahiran Bima, Nusa Tenggara Barat, 16 Maret 1979, itu membantu mengajar matematika bila ada guru yang berhalangan hadir.

Perjalanan dari tempat tugasnya ke sekolah itu juga memberi tantangan tersendiri bagi Burhan.

Menyusuri pegunungan dan jalan rusak, ia butuh waktu sekitar dua jam dari rumah dan tempat tugasnya untuk berjumpa dengan murid-muridnya yang seluruhnya berasal dari keluarga tidak mampu.

Keinginannya untuk mengajar mengajar semakin kuat tatkala melihat semangat anak-anak kecil yang begitu antusias untuk menjadi pintar walau dalam kondisi serba terbatas.

Selain menjadi guru bantu, Burhan juga menyisihkan sebagian gajinya untuk membeli sejumlah buku dan alat tulis bagi anak-anak didiknya.

Baca juga : Suapi Orang Tua Tak Dikenal yang Kelaparan, Bripka Yumanto Diundang Makan Kapolri

Tekad Burhan menjadi pengajar di sekolah itu mendapat apresiasi dari guru, kepala Desa Karekanduku, dan atasannya. Atas pengabdiannya, Burhan menerima tanda penghargaan dari Kepala Polda NTT Irjen Polisi Agung Sabar Santoso yang berkunjung ke Sumba Barat belum lama ini.

Burhan berharap agar polisi semakin dekat dan makin dicintai oleh masyarakat melalui sejumlah kegiatan sosial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com