MAMASA, KOMPAS.com – Dalam dua minggu terakhir, tanah tempat berdiri 19 rumah di Desa Kariango, Kecamatan Tawalian, Mamuju, Sulawesi Barat retak dan amblas sedalam 50 centimeter. Belasan rumah tersebut pun retak dan miring.
Warga yang khawatir, mengungsi ke rumah tetangga atau kerabat yang relatif aman. Bahkan tiga pemilik rumah memilih membongkar paksa rumah mereka untuk direlokasi ke tempat yang lebih aman.
Salah satu pemilik rumah, Fredy menduga, tanah tersebut retak dan amblas karena labil. Selain itu curah hujan yang tinggi beberapa hari terakhir mempercepat pergerakan tanah.
Karena khawatir rumah roboh, Fredy akhirnya membongkar rumahnya. Apalagi konstruksi bangunan rumahnya retak setelah tanah amblas 50 cm.
(Baca juga : Dalam 3 Tahun, Jalan Sepanjang 70 Meter di Ungaran Amblas 3 Meter)
"Rumah saya sudah retak di mana-mana. Makanya saya bongkar dan pindahkan sebelum ambruk," ucap Fredy kepada Kompas.com, Rabu (17/1/2018).
Kepala Desa Kariango, Paulus menduga, retakan dan pergerakan tanah dipicu kondisi tanah yang labil dan curah hujan cukup tinggi sepekan terakhir ini. "Ini sangat mebahayakan warga yang bermukim di atasnya,” jelas Paulus.
Dinas Sosial Kabupaten Mamasa telah menyalurkan bantuan berupa bahan makanan, tenda, tikar serta kebutuhan yang diperlukan pengungsi.
Yetni Muliani, Kabid Linjamsos Dinas Sosial Mamasa meangku bantuan darurat yang disalurkan sudah sesuai petunjuk teknis bencana alam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.