JAYAPURA, KOMPAS.com - Bakal calon gubernur Provinsi Papua, John Wempi Wetipo (JWW), mengucapkan terima kasih kepada kelompok masyarakat yang melakukan unjuk rasa ke kantor KPU Provinsi Papua dengan membawa isu penggunaan ijazah palsu.
Wempi bercerita, kalau hari ini ada sekelompok masyarakat yang mengatasnamakan pembela demokrasi, maka lakukanlah dengan cara yang baik, bukan malah membuat aksi yang memecah-belah masyarakat.
“Kalau membela demokrasi, maka dukunglah demokrasi itu berjalan. Sudah ada penyelenggara pemilu, yaitu KPU. Tugasnya jelas, dia harus independen sesuai dengan undang-undang. Ini yang harus kita kawal. Baru dinamakan kita pembela demokrasi,” kata Wempi, Selasa (16/1/2018).
Akan tetapi, Wempi tak mempersoalkan apa yang mereka lakukan. Sebab, masyarakat saat ini tak lagi mudah dipengaruhi dengan isu-isu yang bersifat memanipulasi pikiran masyarakat hanya untuk kepentingan pribadi.
“Kalau sekarang saya dikatakan menggunakan ijazah palsu, mengapa baru kini dipermasalahkan. Padahal, saya sudah 10 tahun menjabat bupati di Kabupaten Jayawijaya. Nah, kenapa selama ini mereka tak bicara,” paparnya.
Wempi merasa demo yang dialamatkan ke KPU oleh orang-orang yang diduga dari kubu sebelah dengan tujuan melakukan intervensi.
“Saya rasa wartawan kenal itu orang-orang yang ada di barisan depan, warna mereka jelas. Tapi, saya mau katakan terima kasih kepada mereka. Daripada saya capek-capek sosialisasi, ternyata ada orang dengan selebaran dan orasi memperkenalkan nama saya. Ada kata-kata baik, yakni semakin orang dizalimi, semakin berkualitas. Semakin dia dizalimi, semakin baik pula orang itu. Terima kasih ya,” ujarnya.
Ia juga tak mempersoalkan aksi demontrasi itu, bahkan tak ingin membalas pantun, yang bisa menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat. Bahkan, hal itu sudah diinstruksikan kepada massa pendukungnya untuk berdiam diri dan melakukan serangan balasan.
“Kalau mau berbalas-balas pantun, itu mudah. Tapi, bukan begitu cara yang cerdas. Tidak boleh kita membuat kegaduhan. Biarkan rakyat yang tentukan pemimpin yang terbaik itu. Walau, ini bagian dari mereka yang masih berharap ada kotak kosong di Papua,” jelasnya.
Sementara itu, bakal calon wakil gubernur Papua, Habel Melkias Suwae (HMS), menginstruksikan kepada pendukung dan tim relawan agar tak ikut-ikutan melakukan aksi tandingan.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan