Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan TKW Rabitah Cari Keadilan Setelah Ginjalnya Dicuri di Qatar

Kompas.com - 03/01/2018, 06:39 WIB
Fitri Rachmawati

Penulis

Kompas TV Rabitah, TKI yang diberitakan kehilangan salah satu ginjalnya, kondisinya masih lemah pasca operasi pengangkatan selang yang terpasang di dalam salah satu ginjalnya. Kuasa hukum menyebut Rabitah diduga menjadi korban penjualan organ manusia.

Membuka luka Rabitah

Kasus ini berawal dari pengakuan Rabitah setelah diperiksa di RSUD NTB pada Februari 2017. Di rumah saki itu, Rabitah ditanya apakah pernah menjual ginjalnya.

Rabitah pun kaget, lalu menceritakannya kepada keluarga dan pemerintah. Bahkan, kasus hilangnya ginjal ini menjadi catatan Bakesbanglinmas Lombok Utara.

Belum sempat dioperasi, kabar soal Rabitah kehilangan satu ginjalnya menyebar dan menarik perhatian publik mengingat kasus serupa pernah terjadi, tetapi korban telah meninggal terlebih dahulu sebelum membuktikan lewat pemeriksaan.

Anehnya, RSUD NTB justru membantah menyatakan satu ginjal rabitah hilang dan membuktikannya secara resmi.

PBHBM NTB terus mendampingi Rabitah di saat-saat sulit ketika Rabitah dituduh melakukan kebohongan publik, bahkan ia didesak mengakui kesalahannya.

Rabitah berjuang mencari kebenaran. Dia ingin bukti benda apa yang berada di tubuhnya selain selang yang tertanam selama tiga tahun dan telah dioperasi di Rumah Sakit Biomedika.

Pendamping Rabitah hingga kini masih yakin bahwa satu ginjal kanan yang rusak bukan milik Rabitah.

Baca juga: Polri Diminta Usut Dugaan Perdagangan Organ Sri Rabitah

Rabitah bahkan pernah menuturkan kepada Kompas.com saat berada di Rumah Aman Paramita milik Kementerian Sosial di Mataram bahwa dia sangat yakin pernah menjalani operasi di Rumah Sakit Qatar pada 14 Agustus 2014.

“Saya masih ingat saya dimasukkan dalam ruangan yang di atasnya banyak lampu-lampu. Saya tanya kepada majikan saya waktu itu, saya mau diapain. Kata mereka penyakit saya mau diangkat, tiba-tiba saya tidak sadarkan diri,” kata Rabitah.

Rabitah tiba-tiba menurunkan sarungnya dan menunjukkan pinggang bagian kanannya.

“Saya masih ingat ada bekas jahitan di sini waktu itu. Saya sempat pegang, tetapi saya dimasukkan dalam tabung, tak tahu apa itu. Tiba-tiba jahitan saya sudah tidak ada, saya tak pernah berbohong, sekarang kenapa mereka semua tak percaya saya,” kata Rabitah sedih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com