Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anjani Sekar Arum, Melindungi Anak-anak dengan Batik Bantengan

Kompas.com - 31/12/2017, 10:33 WIB
Reni Susanti

Penulis

Lahirkan Desainer Cilik

Anjani bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Batu untuk menyebarkan virus batik di tingkat SD-SMA di Batu. Karena tidak ada guru membatik, anak-anak didiknya-lah yang menjadi guru batik di sekolahnya masing-masing.

Begitupun anak didiknya yang masuk SMP. Mereka akan ditawarkan masuk sekolah yang dekat dengan rumahnya dan menjadi guru batik di sana.

“Selain belajar, mereka mendapatkan honor karena sekaligus mengajari batik di sekolahnya,” tuturnya.

Saat ini, ada 283 anak dari 9 SD, SMP, SMA yang tercatat menekuni batik di sekolah. Dari jumlah itu, baru 30 siswa yang masuk sanggar. “Yang masuk sanggar yang profesional, mau mandiri, tahu mau buat apa. Karena mereka desainer batik,” katanya.

Anjani tidak memberatkan anak didiknya. Semua peralatan disediakan olehnya. Desainer cilik ini hanya perlu membeli bahan dari Anjani yang dibayar ketika kain batiknya laku terjual. Jika tidak laku, tidak usah membayar.

“Abis cair seperti sekarang, ditanya bon mu di sini berapa? Rp 150.000. Yang cair berapa dipotong Rp 150.000, saya ga ambil apa-apa lagi,” ucapnya.

Kalaupun ada pemotongan 10 persen dari batik yang terjual, itu untuk membayar pajak, membeli packaging, membayar penjaga galeri, dan mengganti peralatan yang rusak.

“Saya sendiri dapat apa? Saya senang karena galeri saya full dipenuhi produk anak-anak. Buat apa bikin UMKM kalo untuk diri sendiri, untuk memperkaya diri sendiri. Kita harus memikirkan orang lain, terutama anak-anak," ungkapnya. 

Ia mengajak anak-anak bukan tanpa alasan. Ia mengajarkan mereka membatik untuk menghindarkan anak-anak dari narkoba dan pergaulan bebas yang makin mengkhawatirkan.

Selain itu, anak-anak inilah yang nanti akan meneruskan upaya menjaga dan mengembangkan batik sebagai warisan budaya Indonesia.

"Jangan salah, mungkin ini gombal. Tapi produk anak-anak yang menurutku sebagian kurang sempurna atau terkadang ada cacat, diburu orang. Karena yang cacat itu tidak akan diproduksi lagi. Penghasilan anak-anak ini juga lumayan, ada yang dapat Rp 1 juta lebih dalam sebulan,” imbuhnya.

Walaupun diakui Anjani, ia kerap stres dan tidak bisa tidur ketika bahan habis dan anak-anak sudah menyiapkan banyak desain.

“Aku ini bukan orang kaya, bukan pula pembatik besar. Ketika bahan habis aku ga bisa tidur semalaman. Kasian anak-anak. Besoknya tak gadaikan barang yang ada di rumah untuk beli bahan,” katanya.

Penuh Cinta

Dina Fristia (10), Renata Pratiwi Febriantina (10), dan Salsa Adila Ilianis (14) tengah asik mengobrol. Mereka membahas sekolah, liburan, batik, hingga rencana pergi ke Taiwan untuk pameran dan mengajarkan anak-anak di sana membatik tahun depan.

Ketika ditanya apa yang paling sulit dari membatik, mereka menjawab kesabaran. “Bu Anjani selalu menekankan kesabaran. Bu Anjani juga sabar mengajari kami. Dia itu rela berkorban buat kami,” ucap Salsa.

Salsa mengaku senang bisa belajar membatik dari Anjani. Karena Anjani mengajarkannya dengan penuh cinta. Ia pun terinspirasi olehnya dan ingin menjadi desainer batik yang sukses suatu hari nanti.

Sama halnya dengan Aliya, Salsa merupakan anak didik Anjani yang sukses. Ia tercatat sebagai juara 2 lomba membatik tingkat nasional dan mendapat penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Karyanya disukai konsumen dalam dan luar negeri.

Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto menyerahkan piala kepada Anjani Sekar Arum yang juga menjadi penerima apresiasi favorit pilihan publik pada acara Apresiasi Untuk Anak Bangsa SATU Indonesia Awards 2017 di Jakarta (18/10). Dok PT Astra International Tbk Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto menyerahkan piala kepada Anjani Sekar Arum yang juga menjadi penerima apresiasi favorit pilihan publik pada acara Apresiasi Untuk Anak Bangsa SATU Indonesia Awards 2017 di Jakarta (18/10).
Penghargaan

Kerja keras Anjani mendapatkan penghargaan. Salah satunya pemenang Satu Indonesia Award 2017 dari PT Astra International, Tbk.

Ia bersama tujuh pemuda lainnya terpilih dari 3.234 pemuda menginspirasi lainnya di Indonesia. Di ajang yang sama, Anjani mengantongi apresiasi favorit pilihan publik

Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto mengatakan, peraih Satu Indonesia Award, termasuk Anjani, memiliki kontribusi positif terhadap lingkungan sekitar tanpa memikirkan keuntungan pribadi yang akan diterimanya.

“Itu adalah wujud kunci utama dimana memberi kebahagiaan bagi orang lain, maka secara tidak langsung kebahagiaan akan mereka miliki,” tuturnya.

Karena itu, Astra mengapresiasi dan akan mendampingi pengembangan kegiatan mereka. Sebab tidak mudah menemukan mutiara bangsa yang terpendam di dalam lumpur.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com