Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Terpilih Pimpin Jabar, "Dua DM" Prioritaskan Pembersihan Sungai Citarum

Kompas.com - 29/12/2017, 18:04 WIB
Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan, "dua DM", paket pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung Partai Golkar dan Partai Demokrat dalam ajang Pilkada Jawa Barat 2018, menyepakati cita-cita dasar yang akan diprioritaskan jika nantinya terpilih untuk menjabat.

Dua DM adalah sebutan untuk pasangan Dedi Mulyadi dan Deddy Mizwar. Hingga saat ini belum diketahui siapa yang akan mengisi posisi bakal calon gubernur atau wakil gubernur.

“Apa sih cita-cita dasar yang ingin dilakukan dalam jangka pendek. Sederhana saja, tahap pertama ingin bersihin (Sungai) Citarum biar bersih,” ujar Dedi saat ditemui di Hotel Aston, Jalan Pasteur, Kota Bandung, Jumat (29/12/2017).

Dedi mengatakan, membersihkan Sungai Citarum sudah didambakannya sejak lama.

“Selama ini kan saya baru bisa bersihin (Waduk) Jatiluhur saja biar jadi bening. Nanti dengan kewenangan saya di provinsi, maka saya bisa menata Citarum untuk lebih bersih sehingga masyarakat Jawa Barat tercitrakan sebagai masyarakat yang beradab karena memiliki sungai-sungai dengan aliran sungai yang indah sesuai karakter masyarakat Sunda,” katanya.

Baca juga : Karawang Kerepotan Tangani Pencemaran Sungai Citarum

Dedi menilai, normalisasi Sungai Citarum yang dikoordinasikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum selama beberapa tahun ke belakang belum efektif.

“Kemarin itu normalisasinya terlalu berbau pekerjaan, berbau proyek. Jadi fokus pekerjaannya itu pada kemampuan keuangan. Kalau semuanya berbasis proyek enggak akan efektif,” jelasnya.

Gagasan Dedi untuk membersihkan Sungai Citarum adalah mengedepankan pola kebudayaan tradisional Sunda.

“Di daerah selatan orang yang tinggal di gunung itu diubah profesinya jadi pengelola hutan. Tugas mereka setiap hari menanam pohon, rumahnya dibikin rumah panggung, dibikin sama dalam bentuk lanskap 40-40 kayak rumah adat,” tuturnya.

Dedi mengatakan, hal tersebut dilakukan sebagai upaya agar orang-orang yang tinggal di pegunungan tidak lagi merusak hutan.

“Tiap bulannya dikasih penghasilan. Bisa saja mereka diangkat jadi tenaga harian lepas pengelolaan hutan,” sambungnya.

Di seluruh daerah aliran sungai, sambung Dedi, perlu dibangun kampung-kampung adat yang rumahnya menghadap ke sungai.

“Sehingga mereka setiap hari tugasnya mengelola sungai. Daripada bikin proyek mengeruk setiap tahun atau pembersihan sampah, lebih baik masyarakat di sana juga diangkat jadi tenaga harian lepas yang tugasnya setiap hari bersihin sungai dan itu terus simultan,” tuturnya.

Baca juga : Atasi Limbah, Polisi Petakan Perusahaan di Bantaran Sungai Citarum

Dedi menambahkan, normalisasi Sungai Citarum akan tetap dilanjutkan.

“Tapi setelah normalisasi harus ada pemeliharaan. Tapi pemeliharannnya tidak berbasis proyek, pemeliharaannya adalah berbasis kebudayaan,” tandasnya.

Kompas TV Presiden Joko Widodo memantau proyek kolam retensi di daerah Bandung Selatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com