Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Nafal Jelajahi 7 Negara Sebelum Meninggal di Perbatasan India-Nepal

Kompas.com - 11/12/2017, 22:40 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah

Penulis


BOGOR, KOMPAS.com - Kaki Umartono Nafal Quryanto (28) untuk mengayuh sepedanya menjelajahi belahan dunia harus berhenti untuk selama-lamanya. Nafal meninggal dalam perjalanannya menuju Nepal setelah terjatuh ke jurang di wilayah perbatasan India-Nepal, tepatnya di Uttarakhand.

Nafal sempat menuliskan kisah perjalannnya saat singgah ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara sebelum memulai petualangan barunya di Jaipur, Rajasthan, India.

"162 Hari, 6.000 kilometer, 7 negara, akhirnya perjalanan sepeda saya di Asia Tenggara akan berlanjut di Asia Tengah. Terima kasih untuk semua teman-teman yang telah menemani dan membantu selama saya di perjalanan. Seluruh Host Warmshowers dan Couchsurfing, Temple dan penduduk yang pintu rumahnya selalu saya ketuk," tulis Nafal dalam akun Facebook pribadinya yang diunggah pada tanggal 20 Oktober 2017.

Dalam tulisannya itu, Nafal juga bercerita bahwa Asia Tenggara memberi banyak pelajaran dan pengalaman baru dalam hidupnya. Nafal juga sangat ingin membagi cerita dan pengalamannya selama di sana kepada keluarga dan teman-temannya.

"Asia Tenggara memberi saya banyak pelajaran dan pengalaman baru. Semoga sepulang nanti saya ke Tanah Air, saya bisa membaginya dengan kawan-kawan. Petualangan selanjutnya akan dimulai di Jaipur, Rajasthan, INDIA," tulisnya lagi.

Kepergian Nafal untuk selama-lamanya ini membawa duka mendalam untuk keluarga dan para sahabatnya.

Kakak kandung Nafal, Dewi Amalia (41), masih ingat betul saat adik tercintanya itu berusaha meyakinkan keluarga bahwa dia akan baik-baik saja dalam melewati perjalanan yang belum pernah dia lakukan sebelumnya.

"Dia bisa meyakinkan saya dan ibu, bahwa i will be ok. Perjalanan ini amanlah walapun ini pertama kalinya," ucap Dewi saat ditemui di rumah duka, Bogor, Jawa Barat, Senin (11/12/2017).

Baca juga: Video Ucapan Ultah dari Nafal Jadi Pesan Terakhirnya Sebelum Meninggal

Dewi menceritakan, dirinya sempat khawatir saat Nafal harus melintasi daerah-daerah yang belum pernah dilewati sebelumnya dengan kondisi menggunakan sepeda.

Menurut Dewi, adiknya itu mulai berangkat dari rumah menuju Singapura, negara pertama yang ditujunya, tepat satu hari sebelum dia berulang tahun pada tanggal 11 Mei 2017.

"Sampai saat ini sudah delapan bulan dia belum pulang. Memang rencananya, dia akan balik ke rumah pada bulan Januari 2018 setelah dari Nepal. Tapi Tuhan berkehendak lain," kata Dewi.

Sebelum putus komunikasi pada 26 November 2017, sambungnya, Nafal sempat bilang bahwa dia akan melewati wilayah yang susah sinyal. Dalam komunikasi tersebut, adiknya itu juga menyebut bahwa dia sudah mau menuju ke Uttarakhand, wilayah perbatasan India-Nepal.

Bahkan dari komunikasi terakhirnya melalui video call, Nafal tampak lebih kurus dari sebelum berangkat. Selain itu, kata Dewi, kulit adiknya juga lebih hitam dan sudah banyak tumbuh cambang.

"Komunikasi dengan keluarga lewat saya, setiap hari. Kalau sudah tiga hari enggak ada kabar dari dia, biasanya saya langsung hubungin untuk memastikan kalau baik-baik saja," tuturnya.

Lanjut Dewi, Nafal memang sudah merancang keberangkatannya itu sejak tiga tahun lalu. Saat itu, dia sudah mulai banyak berolahraga, merancang rute, dan menabung.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com