Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Banyuwangi, Ada Restoran untuk Kaum Fakir Miskin

Kompas.com - 18/11/2017, 17:03 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

 

Setiap bulan mereka juga mendapatkan uang sembako yang jumlahnya berbeda antara yang fakir dan miskin. Awalnya, menurut Isam mereka mendapatkan sembilan bahan pokok tetapi  dengan berjalannya waktu, sembako diganti dengan uang.

"Jadi mereka sendiri yang membeli kebutuhan dengan uang yang diberikan," kata Isam.

Jika ada pemilik kartu yang meninggal dunia, orang itu akan digantikan orang lain yang juga membutuhkan. Rata-rata mereka sudah berusia tua atau keluarga miskin.

Haji Isyam dan istrinya yang langsung melayani pengunjung restorannya.

Setiap Jumat, mereka harus merogoh kocek paling sedikit satu juta rupiah untuk berbelanja kebutuhan restoran. Mereka menekankan bahwa bahan makanan yang dipilih adalah yang terbaik mulai dari daging sapi, ayam, ikan laut, dan buah-buahan segar.

Hal itu harus dilakukan karena dia meyakini, untuk bersedekah harus memberikan yang terbaik dari yang dimilikinya.

Pada saat pertama kali membuka restoran tersebut, Isam memasak 12 kilogram beras tetapi ternyata berlebih sehingga banyak yang tersisa. Saat ini mereka hanya memasak 7 kilogram beras setiap Jumat.

Lauk yang disediakan akan disesuaikan. Ia sendiri dan istri telah menyusun menu berbeda setiap pekan agar para pengunjung tidak bosan.

"Jika minggu ini daging, minggu depan ayam kampung, minggu depannya lagi ikan laut. Kami  ubah-ubah. Untuk buah buahan kami sesuaikan dengan musim," kata dia.

Isam mengaku heran dengan jumlah beras yang disediakan. Untuk acara selamatan 100 orang, biasanya mereka menyediakan sampai 25 kilogram beras tapi untuk restorannya hanya 7 kilogram.

"Mungkin ini yang namanya berkah ya. 7 kilo beras itu kok ya banyak. Sudah 120 orang makan di sini, warga sekitar yang lewat juga ikut makan tapi beras dan lauk lebih dari cukup. Nggak pernah kami kekurangan," tutur dia.

Selain para fakir miskin, sekali sebulan dia juga mengundang anak yatim piatu di daerah sekitar yang berjumlah 37 anak untuk makan bersama dan mendapatkan uang sedekah. Ia juga menggelar buka puasa sebanyak 8 kali pada bulan puasa. Yang hadir hampir 900 orang setiap kegiatan.

Isam mengaku, hal yang ia lakukan selama dua tahun terakhir tidak lepas dari sorotan aparat sekitar. Dia sempat dimintai keterangan oleh perangkat desa karena dicurigai.

"Sempat ditanya-tanya. Polisi ke sini, tentara ke sini tapi saya jelaskan semua bahwa niat saya hanya sedekah, tidak ada niat apa-apa lagi," ungkapnya.

Bangun rumah di Banyuwangi

Maryam (29), istri Isam, menjelaskan bahwa dia dan suaminya shalat istikharah untuk mendapatkan tempat tersebut. Beberapa kali mereka berniat membangun restoran fakir miskin di tempat lain tapi selalu gagal karena berbagai macam alasan.

Akhirnya mereka membeli sebidang tanah di Secang Kalipuro. Setelah setahun mendirikan restoran fakir miskin, mereka kemudian memutuskan membangun rumah di sebelah restoran miliknya.

Jika mereka pulang ke Australia, restoran dikelola Husain, warga yang tinggal di Secang Kalipuro yang mereka percayai. Husain akan mengirimkan foto dan laporan keuangan untuk belanja restoran setiap minggu.

"Saya percaya kepada masyarakat sini yang memasak dan mengelola jika saya dan suami pulang ke Australia," kata Maryam yang berasal dari Jawa Barat.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com