Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjual Daging Kumpulkan Uang Koin Selama 2 Tahun demi Membeli Kawasaki Ninja

Kompas.com - 10/11/2017, 17:41 WIB
Muhlis Al Alawi

Penulis

Berbeda dengan Erna, sang suami, Eko, mengaku mengumpulkan uang koin lantaran tidak memiliki tabungan.

Agar keinginan anaknya tercapai, keduanya memilih mengumpulkan uang logam hasil pembayaran penjual cilok ke dalam ember.

"Pak Heru yang punya diler kawasaki sampai heran saya tekun mengumpulkan uang sedikit demi sedikit. Saya jelaskan jualan cilok itu untungnya sedikit," ujarnya.

Eko menuturkan dirinya pernah mendatangi salah satu bank untuk menukarkan uang tersebut, namun ditolak.

"Katanya mereka hanya bisa melayani penukaran uang koin maksimal Rp 500.000 dalam satu hari. Padahal uang logam saya jumlahnya sekitar Rp 42 juta. Kalau ditukar di bank dengan cara seperti itu akan membutuhkan waktu yang lama," kata Eko.

Kendati ditolak bank untuk penukaran uang recehan dalam jumlah banyak, Eko dan Erna tidak putus asa. Keduanya nekat mendatangi diler Kawasaki di Kota Ponorogo.

"Sebelum datang ke diler, istri saya menghitung jumlah yang kami tabung dalam gentong air dan kaleng bekas cat. Hampir satu minggu lamanya dia menghitung jumlah uangnya," jelas Eko.

Tak disangka, kata Eko, pihak diler menerima uang logam recehannya untuk membayar satu unit sepeda motor Kawasaki Ninja 250 cc.

"Saya omong kalau sebagian besar uangnya koin gimana. Pihak dealer tidak mempersoalkan. Nanti diajak hitung bersama-sama. Pemilik diler menyatakan tidak masalah karena uangnya sama lakunya," ungkapnya.

Untuk membawa uang logam sebanyak Rp 42 juta, Eko memasukannya ke karung plastik ukuran 50 kilogram. Lantaran total berat uang logam yang dimasukkan melebihi kapasitas, karungnya langsung jebol saat uang diturunkan dari mobil.

Pegawai diler Kawasaki Ponorogo pun sempat kerepotan memindahkan uang recehan koin senilai Rp 42 juta.

Baca juga : MAN 1 Magelang Bebaskan Biaya Duta, Anak yang Daftar Pakai Uang Receh

Setelah uang koin itu diserahkan ke diler, jumlah kekurangannya sekitar Rp 20 juta karena harga Kawasaki Ninja 250 cc Rp 62 juta. Eko pun membayar kekurangannya secara tunai.

Eko tidak menyangka sebagai wiraswasta kecil bisa membelikan sepeda motor yang harganya mahal. Apalagi saat ini mereka tinggal di wilayah pedesaan.

"Waktu itu pikiran saya nggak sampai ke situ. Dari awal untuk membeli sepeda motor semahal itu kami orang desa kalau tidak kumpul sedikit demi sedikit mana bisa," kata Eko.

Sempat ragu

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com