Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saat Melahirkan Ahmad, Perawat Langsung Menyembunyikan Bayi Saya..."

Kompas.com - 21/10/2017, 07:18 WIB
Muhlis Al Alawi

Penulis

Kompas TV Aksinya pun terbongkar, karena ibu kandung pelaku curiga melihat anaknya pulang usai melahirkan tanpa membawa serta bayinya

Parsinem mengatakan, semakin hari kondisi fisik anaknya sangat lemah. Sebulan sekali, anaknya harus dibawa ke dokter spesialis anak lantaran mengalami sakit diare, panas, batu dan pilek.

"Kalau periksa harus ke dokter spesialis anak. Kalau dokter di puskesmas mereka tidak berani menangani karena kondisi jantung anak saya bocor dan sakit hernia," ucap Parsinem.

Padahal, untuk sekali periksa ke dokter anak, ia harus mengeluarkan Rp 150 hingga Rp 250 ribu. Uang sebesar itu sangat berat bagi Parsinem yang mengandalkan uang kiriman dari suaminya di Kalimantan.

Parsinem mengatakan, sebelum anak keduanya lahir, ia bekerja sebagai tukang jahit. Dari menjahit, ia bisa menambah pendapatan keluarganya.  Namun upayanya untuk menambah pendapatan tak lagi bisa dilakukan. Pasalnya, setiap saat ia harus menjaga anak keduanya itu.

"Anak saya belum bisa jalan dan duduk. Jadi kalau saya tinggal sebentar saja sudah menangis," ungkap Parsinem.

Baca juga : Kisah Sungkowo, Perajin Keris Generasi ke-17 Empu Kerajaan Majapahit

Meski demikian, dia mengaku menerima kondisi anaknya dengan ikhlas dan akan membesarkan semampunya. Parsinem berharap kondisi kesehatan anaknya bisa semakin membaik dan bisa bermain seperti layaknya anak seusianya.  "Kalau anak saya sehat maka saya bisa bekerja menjahit lagi," sebutnya.

Ditanya sudah ada bantuan dari pemerintah untuk anaknya, Parsinem menggelengkan kepala. Sejauh ini bantuan yang datang berasal dari perorangan yang iba dengan kondisi Ahmad.

Sementara itu Kaseni (85), ibu kandung Parsinem mengaku sering membantu anaknya mengasuh Ahmad manakala bila cucunya itu sakit. Ia tidak tega lantaran Parsinem harus seorang diri merawat Ahmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com