Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei I2: Netralitas TNI, Komunis, dan Senjata Jadi Sorotan Netizen

Kompas.com - 06/10/2017, 06:42 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Kiprah dan kinerja Tentara Nasional Indonesia (TNI) selalu mendapat sorotan netizen (warganet).

Riset Indonesia Indicator (I2) mencatat, sepanjang 3 Oktober 2016-3 Oktober 2017, percakapan tentang TNI di media sosial Twitter mencapai 2.201.103 yang dihadirkan dari sebanyak 254.286 akun.

"Topik perbincangan mengenai TNI di lini masa merupakan salah satu isu yang selalu in di mata netizen. Sementara figur Panglima TNI memberi peran besar terhadap pergerakan isu dan persepsi netizen," ujar Direktur Komunikasi I2 Rustika Herlambang dalam rilis yang diterima Kompas.com, Jumat (6/10/2017).

Dalam riset bertajuk "TNI dalam respons Netizen" itu, I2 menemukan fakta bahwa segala upaya yang dilakukan TNI mendapat kepercayaan yang cukup besar dari netizen.

"Emosi 'trust' atau percaya mendominasi percakapan mengenai TNI, disusul oleh emosi 'anticipation' sepanjang setahun terakhir. Dua emosi ini mencapai 63 persen dibanding emosi lainnya,” ungkap Rustika.

(Baca juga: Pidato Jokowi Dinilai Kritik untuk Petinggi TNI yang Berpolitik Praktis)

Hal ini menunjukkan harapan netizen pada TNI sangat besar. Meski dirundung berbagai isu yang bersifat polemik, TNI tetap mendapatkan kepercayaan publik dan didukung.

Di sisi lain, netizen juga mengapresiasi kedekatan TNI pada bencana alam, seperti banjir, longsor, kekeringan, dan lainnya.

Optimisme pada TNI juga ditunjukkan melalui sentimen positif dan netral sebanyak 70,3 persen.

Sentimen tersebut didukung dari percakapan yang berisi dorongan dan kebanggaan pada TNI. Misalnya, dengan ungkapan Bravo, Jaya, Hebat, kami bersama TNI, termasuk juga dukungan pada Panglima terhadap aksi Bela Islam atau ajakan nobar.

Bahkan dalam kasus korupsi Helikopter Augusta Westland 101 (AW101) yang seharusnya menjadi lampu merah bagi TNI justru disambut positif netizen.

Netizen, lanjut dia, menganggap ada keterbukaan dari TNI dan pernyataan tegas Panglima untuk menegakkan hukum jika anggotanya berbuat salah.

Dalam hal sentimen negatif, netizen banyak menyoroti berbagai langkah TNI yang dianggap membuka ruang perdebatan di publik. Di antaranya, pernyataan Panglima TNI soal isu senjata illegal, kontroversi film G30SPKI, kasus korupsi, panglima dianggap berpolitik, maupun netralitas panglima.

(Baca juga: Anggota TNI yang Ingin Berpolitik Diminta Contoh SBY dan Prabowo Subianto)

Politik dan TNI

Gejolak situasi politik di Indonesia, sambung dia, memengaruhi percakapan netizen terhadap TNI. Dalam 10 frasa terbanyak disebut TNI adalah komunisme, ulama, rakyat, demonstrasi, senjata, makar, Pilkada, bencana, Australia, dan korupsi.

Tujuh frasa di antaranya berkaitan dengan suhu politik di dalam negeri. Dalam hal ini, netizen banyak menyapa TNI untuk senantiasa menjaga netralitas dan keberpihakannya pada masyarakat–bahkan lebih khusus lagi mereka menyebut dengan istilah “rakyat” dan “ulama".

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com