Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Karim Raslan
Pengamat ASEAN

Karim Raslan adalah kolumnis dan pengamat ASEAN. Dia telah menulis berbagai topik sejak 20 tahun silam. Kolomnya  CERITALAH, sudah dibukukan dalam "Ceritalah Malaysia" dan "Ceritalah Indonesia". Kini, kolom barunya CERITALAH ASEAN, akan terbit di Kompas.com setiap Kamis. Sebuah seri perjalanannya di Asia Tenggara mengeksplorasi topik yang lebih dari tema politik, mulai film, hiburan, gayahidup melalui esai khas Ceritalah. Ikuti Twitter dan Instagramnya di @fromKMR

Kisah Nyoman Gerti, Memahami Kegusaran Pengungsi Gunung Agung

Kompas.com - 05/10/2017, 18:48 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Pariwisata Bali telah tumbuh 20 persen secara year-on-year. Tahun lalu saja, 4,4 juta turis mancanegara mengunjungi pulau yang mayoritas pemeluk Hindu ini. Hasilnya tampak dari pembangunan pesat, lusinan hotel bermunculan tiap tahunnya.

Namun keuntungan ekonomi masih belum merata. Saat wilayah selatan meledak dengan kunjungan wisatawannya, pedesaan di wilayah utara, seperti Ababi, masih telantar.
Ketidakseimbangan ini harus ditangani.

Salah satu gagasan pokok—setelah keadaan mereda—adalah menghidupkan rencana yang sudah lama tertunda, yakni membangun sebuah bandar udara di wilayah utara, dekat dengan kota pelabuhan Singaraja.

Hal ini akan melonggarkan kepadatan di bandar udara I Gusti Ngurah Rai di selatan dan menyebarkan keuntungan pariwisata ke daerah utara, yang sering terabaikan namun masih sangat rupawan.

Aktivitas Gunung Agung terkini seharusnya menjadi pencetus untuk sebuah tindakan, bukan inersia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com