Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1.259 Warga Mengungsi Akibat Aktivitas Vulkanik Gunung Agung, Jumlah Terus Bertambah

Kompas.com - 21/09/2017, 18:31 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

Kompas TV Sejauh ini pihak Angkasa Pura tetap melakukan pengawasan intensif terhadap kemungkinan abu vulkanik

Mereka berasal dari 4 dusun yaitu Dusun Pengalusan, Belong, Bunga dan Pucang. Kedua di Aula Kantor Desa Tembok Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng sebanyak 114 jiwa. Pegungsi dari Dusun Bahel Desa Dukuh Kecamatan Kubu.

Ketiga di gudang milik Dewa Nyoman Rai Desa Tembok Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng sebanyak 42 jiwa. Mereka berasal dari  Dusun Panda Sari Desa Dukuh Kecamatan Kubu.

Keempat pengungsi mandiri di rumah warga atau kerabatnya sebanyak 23 jiwa di Desa Tembok Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng.

Kelima yakni pengungsi mandiri di rumah warga di Desa Sambirenteng Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng sebanyak 18 jiwa.

Keenam yakni di pos pengungsi GOR Swecaparu Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung sebanyak 378 jiwa pengungsi yang berasal dari Desa Sebudi Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem.

Dari 378 jiwa, mereka berada di GOR Swecepu sebanyak 84 KK atau 327 jiwa, yaitu 143 jiwa pria dan 184 jiwa perempuan, dan 14 KK atau 51 jiwa, dimana 19 jiwa pria dan 32 jiwa perempuan.

Mereka melakukan evakuasi mandiri dan tinggal di kerabatnya. Yang ketujuh yakni di pos pengungsian Wantilan Pura Puseh Tebola Desa Sidemen Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem sebanyak 292 jiwa.

Pengungsi berasal dari  Dusun Sebun dan Dusun Sogra. Terakhir di pos Balai Banjar Desa Adat Sanggem, Desa Sangkan Kabupaten Karangasem sebanya 170 jiwa.

Pengungsi berasal dari Banjar Dinas Yehe dan Sebudi. Jumlah pengungsi terus bertambah mengingat belum semua data dilaporkan ke Pusdalops BPBD Bali.

Sebagian besar masyarakat mengungsi karena pengalaman masa lalu saat Gunung Agung meletus besar tahun 1963. Tanda-tanda yang mereka rasakan saat ini, yaitu gempa vulkanik yang sering terjadi saat ini mirip dengan kejadian sebelum Gunung Agung meletus tahun 1963.

Letusan saat itu berlangsung hampir selama setahun yaitu mulai 18 Februari 1963 hingga 27 Januari 1964.

Korban tercatat 1.148 orang meninggal dan 296 orang luka. Sutopo menyatakan, tidak mudah menangani pengungsi.

Apalagi pengungsi dari erupsi gunungapi yang jumlahnya besar dan tidak diketahui pasti sampai kapan harus mengungsi karena sangat tergantung dari waktu letusannya.

"Saat ini sudah banyak tenda pengungsi didirikan. Namun umumnya mengungsi di tenda, tidak nyaman karena panas dan jika terjadi erupsi disertai hujan abu dan pasir, tenda dapat roboh seperti saat erupsi Gunung Merapi tahun 2010," ujar dia.

Banjar atau balai desa adalah tempat pengungsian yang lebih nyaman. Begitu juga mengungsi di kerabat atau desa sekitarnya.

BNPB telah menyarankan agar dicari desa-desa di sekitarnya yang aman dan bisa menampung pengungsi.

Model ini dikenal sister village seperti yang banyak dikembangkan di sekitar Gunung Merapi di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang. Pemerintah dan pemda bersama unsur lainnya pasti akan melindungi masyarakat.

Saat ini masih terus disiapkan sarana dan prasarana di pos pengungsian. Prioritas pengungsian adalah kelompok rentan yaitu balita, ibu hamil, lansia dan disabilitas. Pendataan masih dilakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com