Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Gedung Papak, Saksi Bisu Kisah Jugun Ianfu di Grobogan...

Kompas.com - 02/09/2017, 11:51 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho

Penulis

Perkembangannya, setelah tentara Jepang hengkang dari Indonesia pada 1953, Gedung Papak diambil alih Perum Perhutani sebagai rumah dinas Administratur KPH Gundih.

Sejak itu, Gedung Papak belum pernah dipugar. "Saat itu satu keluarga Administratur KPH Gundih meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas. Setelah itu, Gedung Papak tidak difungsikan lagi dan kami tugaskan warga untuk menjaganya," kata dia. 

Kini, KPH Gundih berencana menghidupkannya dengan mempercantik bangunan serta mengelolanya menjadi obyek wisata unggulan di Kabupaten Grobogan.

Setelah perbaikan bangunan terealisasi nanti, Gedung Papak akan diusulkan sebagai bagian dari paket wisata.

"Akan kami jadikan sebagai museum. Biar masyarakat tahu ada sejarah kelam kejahatan tentara Belanda dan Jepang di Grobogan. Tentunya kami akan berkoordinasi dengan pemerintah Belanda atau Jepang mengingat besarnya anggaran nantinya," ujar Sudaryana.

Wakil Administratur KPH Gundih Kuspriyadi menambahkan, konon, Gedung Papak memiliki penjara bawah tanah peninggalan tentara Belanda yang dijadikan sebagai tempat penyiksaan pribumi.

Kebenaran mengenai informasi itu akan ditelusuri setelah Gedung Papak difungsikan lagi nanti.

"Gedung Papak sudah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh BPCB Jateng. Konon ada ruang bawah tanah dan bahkan ada peninggalan emasnya juga," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com