Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Dilempari Batu, Sopir Tewas di Depan Setir Diduga Kehabisan Darah

Kompas.com - 01/09/2017, 09:49 WIB

SOLO, KOMPAS.com - Suasana duka menyelimuti sebuah rumah di Sumber Jetis, RT 3 RW 7, Kelurahan Sumber, Banjarsari, Solo, Kamis (31/8/2017) malam.

Pemilik rumah ini adalah Misdi (51), sopir bus patas PO Eka jurusan Surabaya-Magelang. Ayah tiga anak itu meninggal Kamis dini hari. Dia diduga kehabisan darah setelah terluka kena lemparan batu di bagian kaki saat mengemudi.

Satu per satu tetangga rumah berdatangan setelah shalat Isya, mereka mengikuti tahlilan di rumah yang sederhana itu.

Nanik, istri Misdi, sesekali mengusap air mata ketika menyambut uluran tangan peserta tahlil yang mengajaknya bersalaman.

Air matanya berlinang saat para tamu itu mulai mengaji, mendoakan Misdi. Sesekali dia lirih melafalkan ayat-ayat suci.

Setelah tahlilan selesai dan tetangga pamitan pulang, mulailah Nanik bertutur mengenai kejadian yang menimpa suaminya. Musibah ini terjadi saat Misdi mengemudikan bus dari Surabaya ke Magelang via Yogyakarta.

"Awalnya saya menelepon suami hari Kamis, pukul 01.30 pagi. Beliau masih berada di Mantingan, Ngawi, ketika itu. Saya tak punya firasat apa pun. Hanya saja saya tak bisa tidur," ungkap Nanik.

(Baca juga: Sopir Bus Pariwisata Ngawi Ditemukan Tewas dalam Posisi Duduk)

Sekitar pukul 03.00, lanjut dia, Misdi balik meneleponnya.

"Waktu itu beliau setengah berteriak di hape, 'Aku disawat (saya dilempar batu). Kejadiannya di Masaran, Sragen,'" ujar Nanik menirukan omongan Misdi.

Merasa panik, Nanik langsung bertanya kepada suaminya mengenai ukuran batu tersebut.

"Besar, kena kaki saya," paparnya mengulangi suara Misdi di telepon.

Namun, sang suami menyatakan baik-baik saja sehingga tak ada yang perlu dikhawatirkan. Meski merasa gundah, Nanik berusaha tenang mendengar perkataan tersebut.

"Dia bilang masih bisa nyopir," jelas Nanik seraya mengusap air mata menggunakan tisu.

Dalam keadaan terluka, Misdi masih bisa membawa bus tersebut ke Terminal Tirtonadi, Solo. Tanpa mengobati luka, dia kemudian memutuskan pulang ke rumah.

"Setelah semua penumpang dioper ke bus lain, suami saya membawa bus sampai ke depan gang menuju rumah. Sampai gang itu kira-kira setengah 4 pagi," lanjutnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com