Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Dusun di Yogya Ini Hidup Bersama Ribuan Burung Kuntul

Kompas.com - 31/08/2017, 18:53 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

Kompas TV Minat anak untuk membaca sangat kurang di Dusun Prawiranegara. Untungnya, ada sosok perempuan inspiratif penggerak literasi bernama Nursida

Seiring berjalannya waktu, keberadaan burung kuntul di Dusun Ketingan menjadi berkah bagi masyarakatnya. Dusun Ketingan berubah menjadi salah satu destinasi wisata di Kabupaten Sleman dengan burung kuntul sebagai daya tariknya. Bahkan, warga membuka homestay bagi wisatawan yang ingin menginap dan berbagai agenda acara budaya.

"Desa wisata di-launching pada 29 September 2002. Warga membangun homestay, bisa menampung sekitar 200 orang," ujarnya.

Setelah menjadi desa wisata, Dusun Ketingan banyak di kunjungi wisatawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Bahkan Ketingan menjadi tujuan untuk penelitian hingga kerja praktik lapangan para mahasiswa.

"Yang kesini ada dari sekolahan, orang umum, mahasiswa S1, S2, profesor. Ada yang datang dari Australia, Jerman, sampai Timor Leste," tuturnya.

Baca juga: Ini 10 Desa Wisata Terbaik yang Dapat Penghargaan Mendes

Dia bercerita, beberapa kali angin besar melanda Kabupaten Sleman, termasuk Dusun Ketingan. Akibatnya berapa pohon di Dusun Ketingan ambruk dan banyak burung kuntul yang jatuh.

"Warga dan dinas kehutanan bersama-sama mengumpulkan yang masih bisa diselamatkan lalu dibawa ke ruang perawatan yang pembuatanya dibantu dinas. Dari dinas juga membantu untuk perawatan dan biaya makannya," katanya.

Hingga sekarang ketika warga menemukan ada burung kuntul yang jatuh dan bisa diselamatkan akan dibawa ke ruang perawatan. Warga masyarakat yang hidup berdampingan dengan burung kuntul pun akhirnya hafal dengan aktivitas burung berkaki panjang ini. Mulai dari membuat sarang, masa kawin, menetas, mencari makan hingga kapan waktunya migrasi dan kembali ke Ketingan.

Menurut dia, dari hasil pendataan terakhir, saat ini populasi burung kuntul di Dusun Ketingan ada sekitar ribuan dari tiga jenis Kuntul. "Yang menetas setiap tahun saja bisa ribuan. Kalau dari pendataan terakhir pada 2012 lalu populasinya mesih ada 10.000 lebih," sebutnya.

Jumlah itu akan berkurang ketika burung kuntul kembali ke Ketingan setelah bermigrasi. Sebab tidak semua burung Kuntul akan kembali ke Ketingan. "Biasanya awal bulan Agustus bermigrasi dan tak satupun burung kuntul bisa ditemui di Dusun Ketingan," ujarnya.

Haryono menyampaikan bagi wisatawan yang akan berkujung ke dusun Ketingan untuk melihat burung kuntul disarankan datang saat bukan musim migrasi.

"Bulan September baru kembali dari migrasi, paling lambat November. Tapi tidak semuanya, ada yang ketempat lain, kalau 10.000 ke sini semua bisa tidak cukup lokasinya," pungkasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com