Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Jadi Laki-laki, Bocah Tanpa Kelamin Akan Didampingi Psikolog

Kompas.com - 05/08/2017, 14:05 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI,KOMPAS.com - Dwi Jossy (14) bocah yang tidak memiliki alat kelamin dan anus asal Dusun Karangan Desa Genteng Kulon Kecamatan Genteng, Banyuwangi, Jawa Timur  akan didampingi psikologi sebelum operasi kelamin dilakukan.

Hal tersebut disampaikan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas kepada Kompas.com Sabtu (5/8/2017).

Ia mengatakan, pendampingan tersebut perlu dilakukan karena sehari-hari Jossy menggunakan pakaian perempuan dan diberlakukan oleh orang tuanya seperti anak perempuan. Sedangkan Jossy ingin menjadi laki-laki.

"Yang pasti Pemerintah Kabupaten Banyuwangi akan memberikan yang terbaik buat Jossy. Nanti ada psikolog yang mendampingi Jossy dan keluarga khususnya ibunya. Termasuk juga ada tim dokter dari Banyuwangi yang mendampingi dan memantau. Kalau operasi akan ada tim khusus dari Surabaya," ucap Anas.

Baca juga: Kisah Jossy, Bocah 14 Tahun Tanpa Anus dan Alat Kelamin Sejak Lahir

Dia menyebutkan, dirinya sudah menginstruksikan ke dinas pendidikan, kecamatan, dan perangkat desa agar jangan sampai ada bully di sekolah dan lingkungan sekitar Jossy. Namun saat berkunjung di kediaman Jossy, Anas mengakui jika Jossy tinggal di lingkungan yang baik.

"Saya sempat tanya ke Jossy apa di sekolah ada yang ganggu? Dia jawab nggak ada. Dia tidak canggung kalau ditanya. Anaknya memang cerdas," katanya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, dr Widji Lestariono mengatakan, diagnosa Dwi Jossy adalah ekstrophy-epispadias-cloacal complex plus CTEV atau kelainan kompleks pada kelamin, anus, dan tulang penahan. Kelainan tersebut terjadi saat Jossy dalam kandungan.

"Penyebabnya salah satunya adalah pada tubuh kembang bayi, terutama pada saat masa kandungan. Kasus ini sangat jarang terjadi bukan hanya tidak ada kelamin dan anus tapi juga tulang penahan," sebutnya.

Menurut dia, diperlukan observasi yang lebih mendalam untuk menentukan jenis kelamin Jossy,  meskipun sang anak ingin menjadi jadi laki-laki.

"Memang jika dilihat sampai usia 14 tahun Jossy tidak mengalami menstruasi tapi untuk menentukan jenis kelaminnya harus ada observasi. Sekarang yang kita dahulukan adalah berat badan Jossy bertambah sampai 20 kilogram agar bisa segera di operasi di Surabaya," katanya.

Kompas TV Kisah Polisi yang Mendirikan Sekolah Luar Biasa di Nganjuk

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com