Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Perupa "Kampung", dari Corat-coret di Facebook hingga Ikut Pameran

Kompas.com - 04/08/2017, 07:00 WIB
Kontributor Yogyakarta, Teuku Muhammad Guci Syaifudin

Penulis

Kompas TV Nah, Benu Keliling sempat mencoba fasilitas ojek difabel saat jalan-jalan di Jogja.

"Masing-masing lukisan itu paling tidak menghabiskan lima batang pensil," kata dia.

Dari Facebook

Menjadi perupa ternyata bukan hal baru yang digeluti Herini. Ia mengaku sudah setahun terakhir berkecimpung di dunia pameran. Selama setahun, dia sudah mengikuti sejumlah pameran sebelum bergabung dengan Paguyuban Sidji.

Setidaknya, dia sudah mengikuti lima pameran yang digelar Juni 2016 sampai saat ini.

"Awal saya coret-coret lagi itu pada 2012 itu pun di kertas, saya sering posting di Facebook. Terus sering lihat pameran teman-teman kemudian berbaur. Ada rasa ketidakpercayaan diri karena dunia seni rupa sekarang berkembang, mental saya belum siap waktu itu," ujar Herini.

Selama tiga tahun terakhir, Herini hanya bisa mengapresiasi karya teman-temannya. Barulah pada April 2016, dia memutuskan untuk membuat sketch on the spot di Sanggar Bambu. Dari keberaniannya itu, dia akhirnya serius dan fokus sebagai perupa.

"Dulu saya ikut pameran secara on the spot. Waktu saya membuat sketsa di Sanggar Bambu, kemudian langsung diajak ikut pameran," kata Herini.

Belakangan diketahui, Herini ternyata memiliki kemampuan melukis sejak lama. Ia merupakan lulusan sekolah menengah seni rupa (SMSR) di Yogyakarta.

Di SMSR, dia mengenal teknik melukis dasar yang saat ini terus dikembangkannya untuk mensukseskan impiannya menjadi perupa asal DIY.

"Teknik yang saya pakai ini tidak didapat di sekolah tapi saya latihan terus," ucap Herini.

Dia pun akhirnya memutuskan bergabung dengan Paguyuban Sidji.

"Di Paguyuban Sidji, saya ingin bisa lebih mengenalkan pecinta seni rupa bahwa drawing pencil bisa diterima dengan baik, tidak kalah dengan teknik atau media lain," kata dia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com