Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Warga Difabel Hendak Jual Ginjal demi Biaya Sekolah Anaknya

Kompas.com - 12/07/2017, 19:56 WIB
Kontributor Yogyakarta, Teuku Muhammad Guci Syaifudin

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Di rumah kontrakan di RT 29/9, Kampung Rejowinangun, Kelurahan Rejowinangun, Kecamatan Kotagede, Kota Yogyakarta, keluarga Sunarto (42) menetap selama tiga tahun terakhir.

Ia mendiami rumah semi permanen itu bersama istrinya, Sukinah (42) dan kedua anak perempuannya.

Rumahnya berdinding tripleks dan bilik bambu. Atapnya hanya seng yang warnanya sudah berkarat.

Rumah kontrakannya terbagi menjadi tiga ruangan. Ruangan pertama merupakan ruang tamu. Ruang tamu itu menjadi satu dengan kamar tidur Sunarto dengan Sukinah.

Di ruangan itu terlihat satu televisi 14 inc model lama yang gambarnya sudah pudar. Sedangkan ruangan kedua merupakan kamar anak pertamanya.

Berlantai paving block, kamar itu menjadi satu dengan dapur yang digunakan Sukinah memasak makanan sehari-hari.

Ruangan itu pun bersebelahan dengan ruangan ketiga yang merupakan kamar mandi.

Kesehariannya Sunarto menjadi tukang servis barang elektronik seperti kipas angin, tempat menanak nasi, dan lainnya.

Dengan kekurangan fisiknya, ia memperbaiki barang elektronik di rumah kontrakannya tersebut. Kaki kiri Sunarto mengalami kelumpuhan sejak usia satu tahun sehingga untuk berpindah tempat pun harus menaiki kursi roda.

Di balik kekurangannya tersebut, Sunarto memiliki mimpi yang mulia. Ia ingin menyekolahkan kedua anaknya sampai tingkat SMA, bahkan sampai jenjang perguruan tinggi. Ia tak ingin nasib anaknya seperti ayahnya yang menjadi tukang servis rumahan itu.

"Penghasilan tidak tentu, kadang sebulan juga pernah tidak ada yang servis. Saya juga tidak pernah mematok biaya servis, tarif servis saya juga seikhlasnya," ujar Sunarto ketika berbincang di rumah kontrakannya, Rabu (12/7/2017).

Baca juga: Perjuangan Anak Satpam Bisa Kuliah di UGM dengan Keterbatasan Ekonomi

Untuk mewujudkan impiannya, ia dan Sukinah mempersiapkan biaya sekolah untuk anak pertamanya, Sholikhah Nur Jannah (16). Sukinah pun mencari penghasilan dengan menjadi asisten rumah tangga di sekitar rumah kontrakannya. Setiap bulannya, Sukinah mendapatkan upah sebesar Rp 500.000.

"Tapi juga masih kurang cukup, karena kadang upahnya habis buat bayar sewa. Kemarin anak saya yang pertama juga ikut membantu ibunya waktu liburan sekolah, biar dapat uang lebih untuk masuk sekolah," kata pria yang tidak memiliki tempat tinggal tetap itu meski tercatat sebagai warga Kabupaten Bantul.

Mimpi Sunarto pun terjawab ketika pengumuman pendaftaran peserta didik baru (PPDB) tingkat SMA di DI Yogyakarta diumumkan Sabtu (8/7/2017). Nama anak pertamanya ternyata masuk ke daftar siswa baru salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Yogyakarta.

Anaknya lolos seleksi PPDB melalui jalur reguler. Tak ayal rasa bangga dan haru pun menyelimuti pria yang belajar menyervis barang elektronik dari gudang rongsokan tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com