Selama tinggal mereka harus bisa merasakan langsung dan berinteraksi dengan santri. Mereka juga menjalani kehidupan layaknya santri di ponpes.
Pihaknya pun membentuk forum untuk para pengunjung sehingga mereka bisa berdialog dan diskusi tentang berbagai hal tentang Islam.
"Kami ingin menunjukkan Islam itu kosmpolitan, tidak tertutup, dan terbuka terhadap dialog dan peradaban. Tidak antikemajumakan. Yang anti itu justru yang tidak paham nilai keislaman. Islam itu memiliki nilai yang menggerakkan transformasi sosial. Islam transformatif sosial itu konsen terhadap isu publik strategis," kata Mustafid.
Baca juga: Nama "Pancasila" Bawa Berkah Bagi Pondok Pesantren di Salatiga
Di samping itu, Mustafid mengatakan, ponpes merupakan sarana pendidikan rohani mengingat manusia terdiri atas rohani dan jasmani. Selama ini, kata dia, pendidikan yang ada di Indonesia masih sebatas untuk memenuhi kebutuhan jasmani. Padahal, kata dia, pendidikan rohani itu sama penting dengan mencerdaskan akal.
"Rohani ini terdiri dari beberapa unsur, yaitu hati, nafsu, syahwat, dan ruh. Elemen rohani ini juga butuh pendidikan yang seimbang. Sebab kalau akal kuat tapi elemen rohani ini lemah, maka manusia itu akan jadi pribadi licik atau culas meski cerdas akalnya," ucap Mustafid.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.