Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuliner Unik dari Kulon Progo, Cokelat Dicampur Daun Pegagan Liar

Kompas.com - 24/05/2017, 19:31 WIB
Kontributor Yogyakarta, Teuku Muhammad Guci Syaifudin

Penulis

Tak hanya cokelat

Tuti mengatakan, KWT Pawon Gendis sejak awal memang menggeluti produksi olahan makanan berbahan daun pegagan. Sebab, kata dia, tanaman liar yang disebut regedeg itu ternyata termasuk kategori tanaman herbal.

Menurutnya, daun pegagan bermanfaat sebagai multivitamin otak penambah daya ingat, antiseptik, penurun panas, bisul, jerawat, dan lainnya.

"Kakek saya dulu kalau asma kumat itu langsung lari ke depan rumah mencabut pegagan. Dia santap langsung pegagan, dan dia langsung merasa plong. Zaman dulu, kalau terluka kena sabetan senjata tajam, lukanya ditempel daun-daunan yang juga tercampur pegagan, darahnya langsung mampet," ujar Tuti.

KWT Pawon Gendis, lanjut Tuti, sudah memproduksi beberapa olahan makanan dari daun pegagan. Ada yang bahan bakunya daun pegagan dan ada makanan yang dicampur dengan daun pegagan. Tak hanya makanan, KWT Pawon Gendis juga mulai memproduksi masker pegagan.

"Alhamdulillah, produk KWT Pawon Gendis sudah terjual ke beberapa kota di Indonesia seperti Sulawesi, Semarang, Jakarta, Tangerang, dan Maluku. Luar negeri mungkin ada karena kami belum ekspor, karena produk kami pernah difoto ada di Belanda dan Amerika. Kebanyakan yang beli itu yang pernah berkunjung ke sini," tutur Tuti.

Dari produk-produk itu, Tuti yang memiliki dua anak itu telah menerima Anugerah Adhikarya Pangan Nusantara pada 2015, penghargaan tertinggi di bidang ketahanan pangan. Ia dinilai sebagai perintis ketahanan pangan melalui ajakannya kepada masyarakat dalam membuat makanan olahan dari daun pegagan.

"Sekarang mulai banyak warga di sini dan di luar dusun menanam pegagan. Saya senang dan bangga, artinya apa yang kami lakukan memberikan dampak kepada masyarakat luas," kata Tuti seraya mengakui mengolah pegagan menjadi cemilan bukan hal yang pertama dilakukan KWT Pawon Gendis.

Dia menyebutkan, cemilan yang diproduksinya itu juga dibuat masyarakat Kulon Progo di Samigaluh dan Suroloyo.

"Jujur kami bukan yang pertama mengolah pegagan, Di sana mereka mengolah pegagan menjadi peyek dan masih sampai sekarang. Tapi karena kami suka berkerasi kami buat macam-macam seperti cokelat, egg roll, teh celup, es krim, basreng. Semua ada pegagannya, karena kuncinya diversifikasi," ujar Tuti.

Sementara itu, Cokelat Pegagan yang diproduksi KWT Pawon Gendis bisa dibeli di toko milik rakyat (Tomira) yang ada Kulon Progo. Dia pun menerima reseller untuk penjualan di luar Kabupaten Kulon Progo. Harganya cokelat itu pun terjangkau untuk semua kalangan, mulai dari Rp 2.000 sampai Rp 45.000.

"Saya memang belum buka penjualan secara online. Karena saya menyadari kemampuan produksi saya tidak banyak. Takutnya kalau online banyak yang pesan, tapi kami tidak bisa memenuhinya," ucap Tuti.

 

 

Kompas TV Salah satu gerai penjualan cokelat di Surabaya tepatnya di jalan Biliton ini sebuah toko cokelat menawarkan berbagai bentuk cokelat yang unik dan istimewa sebagai hadiah kasih sayang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com